PELANGGARAN yang dilakukan kaum Sodom sudah sangat melampaui batas, di samping melawan syariat kaum Sodom juga melawan fitrah. Dakwah Nabi Luth juga telah sampai kepada kaum Sodom namun diabaikannya.
Allah tidak langsung mendatangkan azab kepada mereka. Terlebih dahulu diutus Nabi Luth untuk meluruskan penyimpangan kaumnya.
Dalam surah Hud ayat 78, kita bisa melihat betapa Nabi Luth cukup sabar mendidik kaumnya. Nabi Luth tidak serta merta mengancam mereka dengan azab, namun ia mengajak kaumnya untuk kembali kepada fitrah.
Baca Juga: Tujuh Surah Al-Quran yang Menunjukkan Secara Tegas Larangan Homoseksual
Dakwah Nabi Luth kepada Kaum Sodom
Ia bahkan menawarkan mereka untuk mendatangi putri-putrinya.
وَجَآءَهُۥ قَوْمُهُۥ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِن قَبْلُ كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ هَٰٓؤُلَآءِ بَنَاتِى هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ ۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِى ضَيْفِىٓ ۖ أَلَيْسَ مِنكُمْ رَجُلٌ رَّشِيدٌ
Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?”
Ulama tafsir menafsikan putri-putri yang dimaksud adalah masyarakatnya yang perempuan, ada pula yang mengatakan anak-anak perempuannya sendiri.
Disini Nabi Luth masih berupaya untuk menyadarkan mereka. Namun ajakan Nabi Luth ini justru direspon dengan sebaliknya, mereka mengatakan:
“Sungguh, engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu dan engkau tentu mengetahui apa yang (sebenarnya) kami inginkan.” (Hud: 79)
Bahkan kaum Sodom mengusir Nabi Luth dan pengikutnya karena menjadi bagian dari orang yang suci.
وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُوٓا۟ أَخْرِجُوهُم مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ
Artinya: Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri”. (Q.S. Al-A’raf: 82)
Cara perpikir kaum Sodom sudah terbalik, sesuatu yang buruk dianggap baik, dan yang baik dianggap buruk. Mereka anti dengan kenormalan.
Maka tak heran jika dakwah untuk kembali ke fitrah yang selama ini sampai kepada mereka ditanggapi dengan pengabaian bahkan cacian, karena demikianlah watak mereka sejak dahulu.
Nabi Ibrahim, paman Nabi Luth, juga tak luput ikut merespon kekejian yang mereka lakukan sebagaimana disebutkan dalam surah Hud ayat 74-76.
Terjadi perdebatan antara Nabi Ibrahmi dengan malaikat. Malaikat ingin menghancurkan kaum Luth karena pelanggaran mereka. Namun Nabi Ibrahim menginginkan agar kaum Luth tidak langsung diazab agar diberi kesempatan terlebih dahulu untuk bertaubat, ini menggambarkan kelembutan dakwah Nabi Ibrahim.
Namun saran dari Nabi Ibrahim tidak diterima oleh Allah, hingga Allah menurutkan azab kepada mereka. [Ln]