TAFSIR surat Al-Humazah menjelaskan tentang neraka Hutamah. Mereka yang masuk ke dalam neraka itu adalah pengumpat serta pencela. Selain itu, mereka yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya juga termasuk di dalamnya.
Baca Juga: Tafsir Surat Ath-Thariq Pengetuk pada Malam Hari
Tafsir Surat Al-Humazah, Mereka yang Mengumpulkan Harta dan Menghitungnya akan Dimasukkan ke Neraka Hutamah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ
Celakalah setiap pengumpat lagi pencela (Al-Humazah: 1)
Dalam ayat ini, Allah mengancam bahwa kemurkaan dan azab-Nya akan ditimpakan kepada setiap orang yang mengumpat, mencela, dan menyakiti mereka baik di hadapan maupun di belakang mereka.
Firman Allah:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (al-Ḥujurāt/49: 12)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. (Al-Humazah: 2)
Ayat ini menerangkan bahwa orang yang menimbun harta juga diancam neraka karena memperkaya diri sendiri serta selalu menghitung-hitung harta kekayaannya.
Hal itu ia lakukan karena sangat cinta dan senangnya kepada harta seakan-akan tidak ada kebahagiaan dan kemuliaan dalam hidup kecuali dengan harta. Bila ia menoleh kepada hartanya yang banyak itu, ia merasakan bahwa kedudukannya sudah tinggi dari orang-orang sekelilingnya.
Dia tidak merasa khawatir akan ditimpa musibah karena mencerca dan merobek-robek kehormatan orang lain. Karena kecongkakannya, ia lupa dan tidak sadar bahwa maut selalu mengintainya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi sesudah mati, dan tidak pula merenungkan apa-apa yang akan terjadi atas dirinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ
Dia (manusia) mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya. (Al-Humazah: 3)
Kemudian Allah menyatakan kesalahan anggapan pengumpat dan pencerca bahwa harta yang dimilikinya itu menjaminnya akan tetap hidup di dunia selamanya. Oleh karena itu, tindakannya sama dengan tindakan orang yang akan hidup selama-lamanya dan bila ia mati tidak akan hidup kembali untuk menerima balasan atas kejahatannya selama hidup di dunia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ
Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah. (Al-Humazah: 4)
Sesudah mengancam orang-orang yang bersifat demikian dengan siksaan yang pedih, Allah menyebutkan pula sebab yang membuat mereka mengerjakan sifat-sifat yang terkutuk itu. Penyebabnya adalah anggapan mereka bahwa semua harta yang dimiliki dapat menolong mereka dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Ancaman dalam bentuk pertanyaan, “Siapakah yang menyangka bahwa hartanya itu dapat menjamin dirinya dari mati?” Allah menjawab, “Tidak! Sekali-kali tidak bahkan dia akan dilemparkan ke dalam neraka Huṭamah, tidak ada yang memperhatikannya dan tidak pula yang mempedulikan.”
‘Ali bin Abī Ṭālib pernah memberi nasihat kepada Kumail bahwa orang-orang penimbun harta akan binasa, padahal mereka masih hidup, sedangkan para ulama akan kekal abadi meskipun jasad mereka sudah hilang, karena sifat-sifat keutamaan mereka tetap dikenang dalam hati. Maksudnya, penimbunan harta dikutuk, dicela, dan dibenci karena manusia tidak mendapat apa-apa dari harta mereka. Sedang para sarjana dan ulama terus-menerus terpuji selama terdapat di bumi orang-orang yang mengambil manfaat dari ilmu mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ
Tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah? (Al-Humazah: 5)
Dalam ayat-ayat ini, Allah menggambarkan kedahsyatan neraka Huṭamah dalam bentuk pertanyaan, “Tahukah engkau apa Huṭamah?” Allah menjelaskan sendiri bahwa Huṭamah adalah api yang disediakan-Nya untuk menyiksa orang-orang yang durhaka dan berdosa. Tidak ada yang mampu mengetahui apa hakikatnya kecuali Allah penciptanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ
(Ia adalah) api (azab) Allah yang dinyalakan (Al-Humazah: 6)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ
yang (membakar) naik sampai ke hati. (Al-Humazah: 7)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ
Sesungguhnya dia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas mereka, (Al-Humazah: 8)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ
(sedangkan mereka) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (Al-Humazah: 9)
Sahabat Muslim, semoga kita semua tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang dimasukkan ke neraka Hutamah. Aamiin. [Cms]