ChanelMuslim.com – Setelah hampir satu setengah tahun
Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia berjibaku dalam judicial review tiga pasal kesusilaan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu pasal 284, 285 dan 292 di Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia. Pada 14 Desember 2017 di ruang persidangan tepat pukul 10.54 WIB, MK memutuskan menolak permohonan AILA tersebut.
Tiga pasal yang dimohonkan AILA, dipandang sudah tidak mampu melindungi masyarakat Indonesia di era modern saat ini. Pasalnya, ketiga pasal tersebut memang diproduk sejak jaman kolonial yang sudah lama berlalu dirasa semakin tidak mendukung nilai-nilai kesopanan, adat, moral dan agama di Indonesia.
“Apalagi kita sadari KUHP disusun para ahli hukum Belanda yang hidup ratusan tahun lampau. Tentulah keadaan masyarakat pada saat penyusunannya sudah sangat jauh berbeda dengan masa kini,” ujar Evi Risna Yanti mewakili para Pemohon.
Keputusan hakim MK yang menolak judicial review AILA sebagai Pemohon didasari oleh alasan teknis ketidakwewenangan MK untuk memproduk peraturan hukum. MK juga menyebutkan bahwa permohonan Pemohon tidak berlandaskan hukum karena permohonan terhadap tiga pasal KUHP tersebut seharusnya diusulkan ke pembuat undang-undang bukan diuji seperti yang dilakukan Pemohon.
Tentu penolakan judicial review terhadap tiga pasal KUHP oleh MK memberikan kekecewaan mendalam bagi AILA. Meskipun dalam konferensi pers AILA menyatakan bahwa keputusan MK harus disikapi dengan arif. Meskipun semakin memunculkan kewaspadaan karena masyarakat semakin rentan terhadap kejahatan kesusilaan terutama yang terkandung dalam ketiga pasal tersebut, yaitu zina, pemerkosaan dan pencabulan.
Keputusan MK menolak permohonan terbilang cukup drama karena dengan posisi dissenting opinion yaitu 4 hakim menerima dan 5 hakim menolak. Alasan penolakan bahwa wewenang perubahan ada pada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). (Wnd)