TUANYA kita tergantung pada bagaimana mudanya kita. Ayo jalan, renang, bergerak, bergerak, bergerak. Intinya perbanyak amal!
Halal Bihalal di Rumah keluarga besar almarhum orang tua saya. Menyambung tali silaturahmi. Menyediakan makanan dan tempat terbaik untuk keluarga besar orang tua kita sebagai bakti kami pada orang tua.
Ada yang menyentak, melihat sesepuh sudah makin sepuh. Ya iyalah yang dulu muda saja kayak aku gini sudah mau separuh baya. Sebentar lagi birthday yang ke-49. Wow dong ah, mengaca pada sesepuh wanita.
1. Ada yang jalan susah payah, tangan tremor enggak bisa menyuap sendiri – usia 77 tahun.
2. Ada yang lincah pegangan terus sama suaminya, malah suaminya diseret-seret mencari makanan – usia 74 tahun.
3. Ada yang lincah dan kulit masih kencang dan suara lantang tidak pikun – usia 83 tahun.
Kami sepupuan saling berbisik. Kita nanti yang mana ya? Kayak siapa ya?
Tampak semua menolak tua. Sedangkan aku? Akhirnya sampai pada satu kesimpulan;
1. Waktu muda banyak gerak. Gerakan seluruh badan seperti jalan, renang, olahraga.
2. Banyak mikir jangan malas mikir.
1 dan 2 inilah yang disebut beramal. Ya sudah begitu saja.
Baca Juga: Sembunyikan Kejengkelan Hati
Tuanya Kita Tergantung pada Bagaimana Mudanya Kita
Kesimpulan lain lagi adalah;
1. Kondisi perekonomian menunjang masa depan.
2. Banyak anak bukan hanya banyak rezeki tapi vitamin D dan Kalsium dimakan sama anak-anak jadi pengeroposan tulang lebih tinggi.
3. Sendi lutut wanita cepat habis pelumasnya jadi perlu makan kolang kaling, gerak-gerak, banyak jalan kaki atau renang.
4. Penderitaan hidup dan kebahagiaan sangat berpengaruh pada kesehatan di usia tua.
5. Memiliki pasangan yang masih hidup dan setia berpengaruh pada struggle life di usia tua.
Makanan? Kayaknya aku enggak lihat hal itu.
Para sesepuh masih saja asik makan bakso, dim sum, klappertaart, puding caramel, macaroni schootel, ongol-ongol dan sibuk juga berbaris minta angpao untuk menemani cucu-cucu dan cicit.
Status ini dibuat bukan untuk membuka rahasia keluarga cemara tapi untuk membuka pemikiran.
Kesimpulan akhir; tuanya kita tergantung pada bagaimana mudanya kita. Ayo jalan, renang, bergerak, bergerak, bergerak. Intinya perbanyak amal!
‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu juga memberi petuah kepada kita,
“Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tesebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia.
Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.” (HR. Bukhari secara mu’allaq –tanpa sanad-)
(Catatan Mam Fifi, Juni 2019)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D. (Oklahoma, USA)
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: