SALAH satu bencana dalam perkara agama adalah matinya hati. Hal yang paling utama untuk dijaga adalah kebersihan dan kesucian hati kita dijaga dari bermacam penyakit hati yang bisa merusaknya.
Syekh Ibnu Atha’illah dalam Kitab Al-Hikam menerangkan tanda matinya hati seseorang:
“Salah satu tanda matinya hati yaitu jika tidak merasa sedih atau susah karena ketinggalan melakukan suatu amal perbuatan baik. Serta tidak menyesal jika telah berbuat dosa atau perbuatan melanggar.”
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Siapa yang merasa senang oleh amal kebaikannya dan merasa sedih atau menyesal atas perbuatan dosanya, maka ia seorang mukmin (beriman).”
Abdullah bin Mas’ud berkata:
“Ketika kami dalam majelis Rasulullah, tiba-tiba datang seseorang yang turun dari kendaraannya kemudian mendekat kepada Nabi ﷺ dan ia berkata:
“Ya Rasulullah, saya telah membuat lelah kendaraan saya selama sembilan hari, saya jalankan terus selama enam hari, tidak tidur di waktu malam dan puasa di siang hari.
Keperluannya hanya untuk menanyakan kepadamu dua masalah yang merisaukan hatiku hingga tidak bisa tidur.”
Baca Juga: Apakah Terjadinya Bencana Alam adalah Azab dari Allah?
Bencana dalam Perkara Agama
Rasulullah ﷺ bertanya, “Siapa kamu ??” Jawabnya, “Zaidul-Khoir.”
Rasulullah ﷺ berkata:
“Zaidul-Khoir, tanyakan sesuatu yang sulit itu, aku sudah pernah ditanya soal yang sulit itu.”
Zaidul-Khoir berkata:
“Saya sekarang suka melakukan amal kebaikan dan suka orang-orang yang melakukan amal kebaikan. Bahkan suka dengan tersebarnya amal kebaikan itu.
Bila aku ketinggalan berbuat amal baik, aku merasa menyesal dan rindu melakukan amal baik. Jika aku melakukan amal sedikit atau banyak, aku tetap yakin akan pahalanya.”
Kemudian Rasulullah ﷺ menjawab :
“Ya itulah dia, andaikan الله tidak suka kepada kamu, tentu kamu disiapkan untuk melakukan yang lain selain itu, dan tidak peduli di jurang mana kamu akan binasa.”
Hatim Al A’shom Rahimahullah pernah berkata:
“Bencana dalam perkara agama pada hakikatnya lebih dahsyat daripada bencana duniawi.
Lebih dari sepuluh ribu orang menjengukku ketika salah seorang anak perempuanku meninggal dunia, tetapi tidak ada seorangpun yang menjengukku ketika aku ketinggalan sholat berjamaah.”
(Miftahut Taahhub Lidaril Qarar).
Sahabat ChanelMuslim, itulah perkara bencana dalam agama, semoga kita semua terhindar dari matinya hati.[ind]