GANGGUAN spektrum autisme merupakan gangguan yang diderita oleh seorang tokoh bernama Woo Young Woo. Dia merupakan tokoh utama Drama Korea (Drakor) berjudul Extraordinary Attorney Woo.
Series tersebut menceritakan tentang seorang pengacara wanita yang menderita gangguan tersebut. Tokoh yang diperankan oleh Park Eun-Bin itu selalu kesulitan ketika harus berinteraksi dengan banyak orang.
Baca Juga: Upaya Mencegah Autisme pada Anak Selama Kehamilan
Mengenal Gangguan Spektrum Austisme yang Diderita Woo Young-Woo dalam Drakor Extraordinary Attorney Woo
Akan tetapi, di sisi lain, dia memiliki kecerdasan di atas rata-rata sehingga selalu menjadi yang terdepan dalam memecahkan setiap kasus. Melihat betapa luar biasanya karakter penderita gangguan tersebut, hal ini membuat kita penasaran seperti apa autisme itu.
Dikutip dari mayapadahospital.com, gangguan spektrum autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk berkomunikasi.
Selain itu, aktivitas mereka menjadi terbatas karena sulit juga untuk berperilaku. Dijelaskan bahwa tanda jelasnya adalah penderita gangguan ini sering melakukan pola atau gerakan berulang-ulang yang tidak perlu.
Para penderita ini juga memiliki minat yang terbatas. Kebanyakan melakukan kegiatan yang berulang atau itu-itu saja. Seperti contoh Woo Young Woo yang selalu mengulang perkataan yang sama saat memperkenalkan diri.
Karakter tersebut juga hanya senang memakan gimbap dan kesulitan untuk menelan makanan lainnya.
Selain itu, penderita gangguan ini juga sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan. Oleh sebab itu, seseorang yang menderita gangguan ini dapat dikenali dari cara bicara mereka, gerak tubuh, dan ekspresi wajah.
Sementara itu, dikutip dari halodoc.com, penyebab autisme ini belum dapat diketahui dengan pasti. Akan tetapi, ada faktor-faktor risiko yang kemungkinan bisa menyebabkan gangguan ini terjadi.
Faktor-faktor tersebut seperti lahir secara prematur, penularan dalam kandungan, dan faktor keturunan.
Dokter Spesialis Anak, Konsultan Neurologi Anak Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), dr. Citra Raditha, Sp.A (K) menjelaskan bahwa ada beberapa terapi pengobatan gangguan spektrum autisme:
1. Terapi perilaku
Terapi ini memberi pengaruh terhadap peningkatan IQ anak autisme.
2. Terapi sensori integrasi
Terapi ini bisa dilakukan ketika anak didiagnosis pada waktu yang terbilang masih sangat kecil sehingga panca indera masih belum matang. Terapi sensori integrasi dapat membantu anak menyatukan panca indera sehingga dapat lebih fokus, tenang, sampai dapat berkomunikasi dan berinteraksi.
3. Teknik bermain oleh orang tua
Orang tua dapat dilatih untuk memberikan stimulasi pada anak sendiri di rumah. Nantinya, para orang tua akan diajarkan teknik bermain yang kondusif untuk anak autisme.
Metodenya adalah floor time. Anak dan orang tua bermain di lantai dengan segala metode yang baik dan interaksi dua arah.
Sahabat Muslim, para penderita gangguan spektrum autisme bukan berarti tidak bisa diajak berkomunikasi. Oleh sebab itu, jangan sampai berpikiran untuk menjauhkan atau mengabaikan mereka.
Mereka yang menderita gangguan tersebut justru merupakan orang yang cerdas, tulus, dan penuh semangat.
Dilansir dari ccmhhealth.com, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk berteman dengan para penderita gangguan ini.
1. Mencoba menerima perbedaan dan jangan berasumsi
Selalu terima perbedaan teman autis sama seperti orang lain. Jangan berasumsi bahwa seseorang dengan autisme mencoba bersikap kasar ketika dia tidak merespons dengan cara yang diharapkan. Banyak orang autis yang memiliki kejujuran luar biasa.
2. Hati-hatilah terhadap penggunaan bahasa
Cobalah untuk menggunakan bahasa kiasan yang lebih sedikit. Luangkan waktu sebentar untuk menjelaskan hal-hal kepada teman autis ketika bahasa yang kurang mereka mengerti dikatakan oleh orang lain.
3. Beri mereka waktu dan ruang
Jangan takut untuk bertanya apakah ini adalah aktivitas yang tidak dia minati sama sekali atau dia hanya tidak ingin melakukan saat ini.
Ingatlah bahwa keluar dari rutinitas dan mengambil bagian dalam hal-hal baru mungkin sulit bagi orang autis. Mereka mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk melakukan pemanasan terhadap gagasan tersebut.
4. Tunjukkan pada mereka rasa hormat yang sama seperti rasa hormat yang diberikan kepada orang lain
Intinya, jangan pernah takut untuk berinteraksi dengan penderita gangguan spektrum autisme. Mereka juga manusia yang butuh diperhatikan dan dihargai.
Mari hilangkan asumsi-asumsi negatif dan bertemanlah dengan baik. [Cms]