SHALAT ghaib untuk Eril. Keluarga Ridwan Kamil sudah berkonsultasi untuk pelaksanaan sholat gaib Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.
Hingga saat ini, putra sulung Gubernur Jabar, Ridwan Kamil itu belum ditemukan setelah terseret arus di Sungai Aare Swiss pada Jumat (27/5).
Menurut Kakak kandung Ridwan Kamil, Erwin Muniruzaman, shalat gaib baru akan diputuskan usai pencarian hari keenam. Artinya, Rabu (1/6) menjadi batas untuk memutuskan shalat gaib bagi Eril.
“Dari pihak keluarga sudah berkonsultasi dengan beberapa ulama seperti Ketua MUI KH Rachmat Syafei dan Ustaz Adi Hidayat untuk kami dapat mengetahui apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan syariat Islam terhadap apapun yang menjadi takdirnya Eril,” paparnya. [Republika, 2/6].
Jurnalis dan Travel Writer Uttiek M. Panji Astuti dalam akun IG-nya @uttiek.herlambang menulis, shalat ghaib adalah shalat jenazah yang dilakukan dari jarak yang jauh dari tempat jenazah.
Biasanya kalau ada jamaah haji yang wafat di Tanah Suci, keluarga akan melakukan shalat ghaib.
Tercatat, sepanjang hidupnya, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah melakukan empat kali shalat ghaib. Yang pertama dan paling masyhur adalah riwayat shalat ghaib untuk Najasyi, Raja Habasyah.
“Nabi memberitakan kepada para sahabat tentang kematian Najasyi, kemudian beliau maju (untuk mengimami), maka kami membuat shaf di belakang beliau, dan beliau bertakbir empat kali. [HR Bukhari].
Kedua adalah Mu’awiyah bin Mu’awiyah Al-Muzani. Sahabat mulia ini mendapat kehormatan dishalatkan ghaib Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersama Malaikat Jibril dan 70.000 malaikat lainnya.
“Wahai Jibril, dengan amalan apa Mu’awiyah mendapatkan derajat begitu tinggi?” Malaikat Jibril menjawab, “Mu’awiyah lazim membaca QS Al-Ikhlas saat berdiri, berkendaraan, dan berjalan kaki.”
MasyaAllah!
Baca Juga: Setelah Enam Hari Pencarian, Keluarga Eril Putuskan Shalat Gaib
Shalat Ghaib untuk Eril
View this post on Instagram
Berikutnya adalah Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abi Thalib. Keduanya syahid saat memimpin perang Mu’tah dengan cara yang heroik.
Zaid bin Haritsah adalah panglima pertama yang ditunjuk Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
“Kalian mohon ampunlah untuknya, karena ia telah masuk surga dalam keadaan berlari,” kata Rasulullah Shallallahu alahi wa sallam pada para sahabat saat shalat ghaib untuknya.
Panji-panji Muslimin lalu diambil alih Ja’far bin Abi Thalib, yang dengan keberanian luar biasa melanjutkan pertempuran. Tak selangkah pun ia mundur hingga gugur.
“Kalian minta ampunlah untuknya karena Ja’far telah masuk surga. Ia terbang di surga dengan kedua sayapnya ke mana pun ia mau.”
Berita tentang rencana keluarga Ridwan Kamil yang akan menyelenggarakan shalat ghaib memberi efek tak terduga.
Mereka yang hanya pernah mendengar tentang shalat ghaib namun tidak pernah tahu apa dan bagaimana pelaksanaan shalat ghaib itu, jadi berusaha mencari tahu setelah membacanya.
“Allaahummaghfir la-hu warham-hu wa’afi-hi wa’fu ‘an-hu, wa akrim nuzuula-hu.”[ind]