Waktu luang adalah ketersediaan waktu yang kita miliki di tengah padatnya aktivitas keseharian kita, mulai dari sekolah, kerja, tugas rumah, hingga urusan anak. Tentunya, kepadatan jadwal kita bukan penentu bahwa kualitas hidup kita baik-baik saja.
Namun, waktu luang juga bisa dipahami dengan waktu yang bisa kita gunakan sesuka kita untuk memperoleh kesenangan, ketenangan, kedamaian, dan keleluasaan dari berbagai beban aktivitas.
Kualitas hidup tidak bisa hanya diukur dari kekayaan yang kita miliki ataupun kenikmatan materi lainnya yang kita dapatkan.
Baca Juga: Adakah Waktu Terlarang Shalat Antara Maghrib dan Isya?
Dalam Islam, kualitas hidup seseorang ditentukan dari seberapa konsisten ia melakukan kebaikan dan kebermanfaat.
Yang paling berbahaya dan dapat mengotori kualitas hidup seseorang adalah aktivitas yang ia lakukan di waktu luang. Jika selama ini kita sibuk dengan aktivitas kehidupan yang telah disebutkan sebelumnya, maka di waktu luang adalah celah bagi seseorang untuk menenangkan dirinya dari kelelahan.
Tidak sedikit kita temui, mereka yang lelah bekerja lalu pergi ke tempat-tempat hiburan. Berkumpul bersama rekan-rekan, meneguk beberapa gelas khamr. Atau muda mudi yang penat dengan belajar lalu berkumpul bersama teman-temannya, dan membicarakan aib orang lain.
Di masa ini seharusnya bisa digunakan untuk menjernihkan, menata, menguatkan pikiran akal dan pikiran kita. Hingga keduanya tidak melayang-layang tak tentu arah.
Di waktu luang, tidak selayaknya kita membiarkan pikiran kita menganggur. Saat ia tidak berbuat apa-apa maka ia akan memikirkan kesedihan masa lalu, kecemasan masa depan, dan menyesali masa kini.
Maka pentingnya kita mengisi waktu luang dengan melakukan hal-hal positif yang dapat menunjang keberlangsungan hidup kita ke depan.
Berlibur tidak ada salahnya selama digunakan untuk menjernihkan pikiran, memandang alam luas dengan suasana menenangkan, memikirkan kebesaran Allah ataupun menyibukkan diri dengan merapikan rumah dan melakukan hobi.
Jangan biarkan waktu luang kita kosong. Dalam buku La Tahzan karya Dr. ‘Aidh Al-Qarni mengatakan bahwa waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara Cina. Meletakkan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa penantian yang panjang itulah biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.
Keberhasilan hidup kita, bisa juga ditentukan dari seberapa bermanfaat waktu luang yang kita punya. Semakin besar manfaatnya maka aktivitas kita yang lain akan merasakan manfaatnya pula. Minimal hidup kita menjadi lebih tenang, dan penuh syukur. [Ln]