KEKUATAN di pagi hari ditulis oleh Salim A. Fillah pada tahun 2016. Pada suatu hari, wafatlah salah seorang ‘alim yang dengan fatwa dan aduannya beberapa kali membuat Ibn Taimiyah dipenjara.
Maka Ibn Qayyim dengan lugu berkata, “Berbahagialah wahai guru, telah binasa musuhmu itu.”
Tetiba sang guru bangkit dan berkata, “Ayo ikut aku!”
“Ke mana?” tanya Ibn Qayyim.
“Ke mana lagi? Tentu saja mengurus jenazahnya.”
Dan dengan penuh kesungguhan Ibn Taimiyah memandikan, mengafani, menshalati, dan turut menguburkan orang yang pernah membuatnya sengsara itu.
“Kita pulang Syaikh?” ujar Ibn Qayyim di kala semua usai.
“Belum. Ada satu urusan lagi.”
Baca Juga: Doa Agar Semangat di Pagi Hari
Kekuatan di Pagi Hari
Ternyata, sang guru mengajaknya kembali ke rumah si mati, lalu berbicara dan menghibur keluarganya.
Kepada mereka dia sampaikan santunan nafkah sembari berkata, “Mulai sekarang, jika kalian memiliki hajat dan keperluan sampaikanlah kepadaku. Aku akan berusaha sebaik-baiknya untuk memenuhi semua.”
Di balik perseteruannya dengan nyaris semua pemuka mazhab pada zamannya, dia punya kemampuan membalas hal buruk dengan kebajikan.
Dan pantaslah kalau dia pernah berkata, “Apa yang dilakukan musuh padaku? Jiwaku bebas merdeka. Dipenjara adalah rehatnya. Dibuang ke negeri jauh adalah tamasya. Dan dibunuh adalah bertemu Kekasih Tercinta.”
Duhai, perilaku dan kata-kata itu pasti bersandar sebuah jiwa yang kukuh. Dari mana kekuatannya?
Adalah lelaki ‘alim dari Harran yang tak sempat berumahtangga ini selalu duduk di Masjid seusai shubuh untuk berdzikir, hingga mentari muncul dan waktu dhuha bermula.
Itulah duduk senilai ziarah suci, dan itulah duduk yang lebih baik dari dunia beserta isi.
“Allahumma barik li ummati fi bukuriha”, pinta Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. “Ya Allah, limpahkan berkah bagi ummatku pada pagi-pagi mereka.”[ind]