ALLAH telah menjawab keluhanmu, ditulis oleh Isti Prihandini (Ibu Rumah Tangga) yang merefleksikan kondisi saat berpuasa di masa pandemi COVID-19.
Jika bicara tentang hancurnya harapan, tertundanya rencana indah, maka semua orang bisa menjadi pakarnya.
Namun, mau sadar atau tidak, saat-saat ini Allah sudah menjawab banyak keluhan ummat manusia, mengabulkan harapan-harapan yang sempat terlintas.
Baca Juga: Istri Berubah setelah Bekerja
Allah Telah Menjawab Keluhanmu
Orang-orang yang selama ini mengeluh macet tak tertanggungkan, sekarang jalan-jalan raya lengang bahkan di hari kerja sekalipun.
Di berbagai negara bahkan sempat terekam binatang-binatang berjalan santai di jalan-jalan raya.
Para suami yang mengeluh pekerjaannya menuntut berangkat shubuh pulang lepas isya, yang berdesak-desakkan di kereta, yang bermacet-macet ria, sekarang tak ada keluhan itu lagi.
Work From Home. Bisa “ngantor” ditemani anak istri. Bisa menyapa anak-anak saat bangun, bisa mengantar anak-anak tidur.
Suatu hal mewah yang tidak mudah didapatkan sebelumnya.
Para ibu rumah tangga yang mengeluh setrikaan menggunung, cucian membukit, maka keluhan itu tak ada lagi seharusnya.
#DiRumahAja, tentunya meminimalisasi pakaian kotor. Apalagi yang anak-anaknya sehari punya tiga kegiatan atau lebih.
Sehari, cucian bisa empat setel per anak: seragam sekolah, baju mengaji, baju ekstrakurikuler, dan baju rumah.
Ah, sekarang, keranjang setrikaan kosong sudah.
Suami istri yang sibuk bekerja, dinas ke berbagai kota, yang bahkan hanya bertemu sehari seminggu, sekarang harus puas “ngantor” berdua di rumah.
Dinas-dinas ditiadakan. Semua di rumah hingga waktu yang belum bisa dipastikan.
Para ibu yang mengeluh kenapa jarang didatangi kurir paket, sementara teman-teman di media sosialnya sudah banyak beralih belanja online, maka hasrat itu sudah terwujud.
Mau tak mau, ada kebutuhan-kebutuhan yang perlu dibeli secara online.
Para anak muda yang mengeluh tidak bisa mengikuti teman-temannya, pasang status di medsos sedang piknik atau nongkrong di cafe, maka sekarang tak perlu lagi keluhan itu. Mall-mall ditutup, cafe dan resto tutup, tempat hiburan, tempat wisata, bahkan warkop ujung gang pun tutup. Tak boleh nongkrong berjamaah.
Buat yang punya seribu satu alasan untuk tidak mendatangi halaqoh, majelis taklim, sholat jamaah, forum-forum silaturahim, maka sekarang tak perlu merancang seribu satu alasan lagi.
Allah sudah menyiapkan satu alasan untuk harus mangkir tanpa alasan palsu.
Bagi orang kaya yang punya banyak alasan menolak saat ditawari umrah, maka inilah saatnya untuk lega karena tak ada tawaran umrah lagi.
Bagi pegawai Departemen Agama atau yang di bawahnya, yang sering mengeluh menumpuknya tugas mengurus haji, mendapat banyak protes dari calon jamaah haji karena ketidakbecusan kerja mereka, maka inilah saatnya istirahat dari itu semua. Kemungkinan besar haji ditiadakan untuk luar Arab.
Bagi para perantau yang mengeluh tingginya biaya mudik, tiket bisa naik tiga kali lipat, maka sekarang tersenyumlah. Mudik sudah dilarang, khawatir wabahnya nebeng mudik.
Bagi yang mengeluh lingkungannya berisik, anak-anak bermain bola di jalan-jalan, teriak-teriak, sekarang tak ada lagi. Sepi.
Ibu-ibu sekarang banyak yang lebih galak dari sipir penjara, lebih baik anak-anak berisik di dalam rumah tapi tetap sehat, daripada dilepas keluar kena virus.
Bagi para pekerja supermarket, yang mengeluh tak pernah menjalankan Ramadannya dengan khusyuk, sekaranglah saatnya.
Malah bisa dibilang bisa terlalu khusyuk, di rumah.
Para pekerja kasar, yang biasanya tidak bisa ikut puasa Ramadan, maka sekaranglah saatnya.
Bahkan sebagian harus “berpuasa” lebih awal karena tak ada simpanan makanan lagi.
Cobalah tengok-tengok kembali, apalagi keluhan atau lintasan harapan yang sudah dijawab oleh Allah.[ind]