SURAH An-Nas merupakan salah satu dari tiga Surah ‘Qul’ yang dianggap sangat akrab dengan kita. Dua surah ‘Qul’ lainnya adalah Surah Al-Ikhlas dan Surah Al-Falaq.
Surah An-Nas memiliki irama kata yang begitu indah. Enak dibaca dan enak didengar. Semua kalimatnya berakhir dengan ucapan ‘naas’.
An-Nas dengan huruf a dipanjangkan, bermakna tentang diri kita: manusia. Dengan kata lain, rangkaian surah dalam Al-Qur’an yang 30 juz itu, ditutup dengan surah tentang diri manusia.
Menariknya, surah ini tidak mengulas tentang manusianya. Tapi tentang Allah subhanahu wata’ala yang terangkum dalam Tauhid Rububiyah, Tauhid Mulkiyah, dan Tauhid Uluhiyah.
Seolah surah ini ingin mendudukkan posisi manusia yang tidak akan lepas dari ketundukan tiga tauhid ini. Yaitu, Allah yang menciptakan manusia, memiliki, dan yang disembah.
Dengan meminta perlindungan kepada Allah, surah ini menyadarkan manusia bahwa yang Maha Melindungi itu bukan sembarang pelindung. Tapi, Dialah yang Menciptakan, Memiliki, dan yang Disembah.
Ada tiga kata dalam Al-Qur’an yang artinya manusia: basyar, insan, dan an-nas. Basyar adalah jatidiri manusia dengan segala kelemahannya.
Insan adalah manusia yang berubah menjadi sesuatu. Sesuatu yang melampaui jatidirinya yang lemah, kikir, tergesa-gesa, dan seterusnya.
Sementara an-nas adalah manusia secara kolektif. Kata ini bisa dianggap sepadan dengan kata people dalam bahasa Inggris.
Jadi, siapa pun kita, dengan berbagai status, pangkat, jabatan, dan lainnya; adalah bagian dari an-nas.
Dengan membaca surah ini, kita sedang berlindung dengan Allah yang Maha segalanya. Yang tidak satu pun setara denganNya.
Berlindung dari segala sesuatu, yang kasat dan yang tak kasat mata. Sesuatu yang mengalir dalam darah manusia. Sesuatu yang tiba-tiba muncul dalam bisikan mautnya di hati kita.
Bisikan yang mampu membuat hati menjadi was-was, takut, sedih, dan gelisah. Bisikan maut yang menyihir sesuatu yang belum terjadi seolah tampak buruk dan menakutkan di depan mata.
Ada juga bisikan jenis lain yang tidak kalah mematikan. Yaitu, bisikan yang menggoda. Seolah dunia ini untuk selamanya, dan tak ada kematian kecuali hanya istirahat saja.
Rangkaian ayat-ayat ini menegaskan bahwa Allah, Yang dimintai perlindungan itu pasti di atas segalanya. Karena Dialah yang menciptakan, menghidupkan, dan mematikan.
Ya Allah, lindungi kami dari musuh-musuh kami dan musuhMu yang kasat dan tak kasat mata. [Mh]