ChanelMuslim.com –
‘Usia Emas’
Cucu saya yang satu ini, namanya Azima. Anaknya ‘friendly’ dan mudah bergaul dengan siapa saja. Pandai bicara dan jika sedang sendiri sering bersenandung.
Seringkali saya ‘nguping’ ia nyanyi lagu entah lagu apa yang dinyanyikan , seperti ‘ngarang sendiri’.
Kadang lagunya lagu populer di kalangan anak-anak seperti lagu ‘..kugendong tas merahku di pundak. Di waktu-waktu tertentu juga suka mengulang hafalan surat-surat pendeknya.
Tadi siang karena sedang libur, mungkin karena tidak ada teman main dan saya pun masih berada di rumah.
Azima ‘nempel’ dengan mbah putrinya ini.
Ketika tahu saya akan pergi, spontan Azima bilang “mbah uti, azima ikut ya.”
Saya jawab :”Bilang dulu sama bunda”.
Kaki-kaki kecilnya langsung berlarian ke kamar bundanya ” Bun, bun..Azima ikut mbah uti ke Priok “.
Bundanya bilang :”Boleh, tapi jangan bikin repot mbah uti ya,”.
Sejak pukuk 10.00 Azima sudah rapi berpakaian, bolak-balik ke kamar saya dan ke dapur.
Azima : ” Kapan berangkatnya ?
Saya : ” Sebentar ya mbah uti lagi nyiapkan ketupat dulu , untuk besok ldul adha, lebaran haji,”.
Anak kecil itu sabar menunggu. Kelihatan senang sekali mau diajak neneknya jalan. Ini bukan kali pertama diajak jalan. Sering juga saya ngajak cucu yang satu ini, karena mudah kompromi dan kooperatif di perjalanan.
Ini contohnya. Ketika sudah di dalam mobil, azima sudah lebih dulu naik dan siap.
Bundanya datang menghampiri, ” Azima, ini makanan dan minumannya. Dan ini pakaian ganti. Baik-baik ya” .
“Ya Bunda”. Azima jawab.
Saat mobil mulai meluncur, saya tanya:”a
Azima lapar ? “.
Azima : iya.
Saya : mau makan ? Mau disuapin mbah uti ? Azima sambil ambil wadah makanan dari tas kecilnya jawab :” ngga, Azima makan sendiri aja. Kata bunda kalau lapar suruh makan sendiri “.
Tetiba saya terharu, di dalam wadah itu ada sejumput nasi dan oseng tahu campur sedikit daging cincang.
Azima asyik makan bekal dari bundanya.
Tak lama, “Azima sudah kenyang mbah uti'”. Kemudian merebahkan badannya dipangkuan saya. Lelap.
—–
Dulu kita pernah melalui masa-masa seperti azima. Alhamdulillah. Saya pun telah melewati masa mengasuh sebelas anak. Kenangan itu seperti terulang kembali.
Telah banyak file peristiwa bertumpuk dalam perjalanan kehidupan. Jadilah ia karakter dan kepribadian kita. Adakah ia menjadi sejarah bermakna atau sesuatu yang sia-sia.
Wallahu a’lam
Catatan Ustazah Wiwi Wirianingsih di akun Facebooknya pada 21 Agustus 2018 pukul 21.55