MENJELEKKAN pasangan di depan orang lain merupakan perilaku yang buruk dan berdosa, sehingga perbuatan tersebut dilarang oleh Islam.
Ustazah Aan Rohanah menjelaskan karena hal itu dapat mendatangkan permasalahan bagi pasangan dan merusak keharmonisan mereka.
Allah mengancam prilaku ini dengan azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَٰحِشَةُ فِي ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ .( النُّورِ: ١٩)
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(An-Nur: 19).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Menjelekkan pasangan di depan orang lain akan merusak keintiman dan keromantisan suami dan istri, bahkan dapat memicu konflik dan pertengkaran.
Menjelekkan pasangan di depan orang lain dapat menghapus kepercayaan dan menimbulkan kecurigaan serta memperbanyak buruk sangka, merusak reputasi dan dapat memicu perasaan malu dan hilang kedamaian.
Menjelekkan pasangan di depan orang lain dapat menimbulkan banyak kerugian, seperti kerugian emosional bagi pasangan berupa perasaan sakit hati, marah, sedih, dan tidak nyaman.
Tidak Menjelekkan Pasangan di Depan Orang Lain (1)
View this post on Instagram
Baca juga: Menyediakan Kebutuhan Pasangan dengan Sempurna (1)
Juga menimbulkan kerugian sosial sehingga malas melakukan interaksi dengan masyarakat dan lingkungannya.
Syekh Abdurrahman Ridha berkata:
“Menyebarkan berita buruk tentang orang-orang beriman sama artinya dengan menyakiti dan mencederai hati, menyingkap cacat, dan aib mereka.”
Selain itu, suami atau istri yang menjekekkan pasangan di depan orang lain akan mendapatkan kerugian spiritual dan mental yaitu hilangnya kebaikan dan keutamaan serta terhapusnya pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Juga akan dikenal oleh masyarakat sebagai suami atau istri yang tidak bisa menjaga martabat pasangan.[Sdz]