MEMPERINGATI tahun baru hijriah atau tahun baru Islam, tidak bisa dilepaskan dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kota Mekkah ke kota Madinah pada tahun ke-13 masa kenabian.
Setelah memulai dakwah di kota Mekkah selama 13 tahun dan mendapat penentangan dan ancaman dari masyarakat kota Mekkah, Allah memerintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamdan para pengikut setianya berhijrah (pindah) ke kota Yatsrib (sekarang kota Madinah) yang lebih terbuka menerima dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Oleh Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu di masa kepemimpinannya peristiwa ini dijadikan awal penanggalan dalam kalender Islam guna membangun semangat kebersamaan, persatuan, dan senantiasa mengingat sejarah.
Baca Juga: Tidak Ada Doa Nabi Khusus Tahun Baru
Selamat Tahun Baru Islam
Sulit terjadinya peristiwa hijrah jika tidak dilandasi oleh keimanan. Sulit rasanya hijrah jika tidak disertai dengan perjuangan dan pengorbanan (jihad).
Al-Qur’an menyebutkan tiga kata itu dalam untaian yang indah: orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjuang di jalan-Nya merupakan orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah (2:218).
Dalam ayat lain disebutkan sebagai orang-orang yang mendapat kemenangan (9:20).
Setelah penaklukan kota Mekkah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Tidak ada lagi hijrah setelah kemenangan (Mekkah)” (HR Bukhari)
Oleh karena itu para ulama mengatakan ‘hijrah saat ini dimaknai berpindah dari kegelapan menuju cahaya, dari keburukan kepada kebaikan.
Orang-orang yang memiliki akal dan hati sehat pada setiap pergantian waktu berupaya menjadi lebih baik. Itulah inti dari peringatan tahun baru hijriah. Wallahu a’lam
Dengan semangat tahun baru hijrah, mari kita bangun Indonesia lebih baik.
Catatan Ustazah Wirianingsih dalam akun instagramnya @wiwirianingsih. [Ln]