USTAZAH Aan Rohanah menjelaskan bahwa hidup sederhana adalah pilihan yang mulia.
Suami dan istri yang memilih kehidupan yang sederhana adalah pilihan yang tidak hina, bahkan mulia.
Suami dan istri yang menjalani kehidupan sederhana akan membuat hidupnya tenang, bisa menerima apa adanya, tidak stres mengejar kehidupan yang mewah dan pandai mengelola yang menjadi miliknya dengan baik.
Kehidupan yang sederhana akan membuat suami istri mudah bersyukur dengan nikmat apapun yang diterima serta bisa memanfaatkannya tanpa berlebihan.
Mereka tidak menghambur-hamburkan bahkan bisa memanfaatkannya untuk keluarga dan untuk masyarakat hingga mereka mudah
berbagi dan tidak pelit kepada orang lain.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا ( الفرقان : ٦٧)
“Dan orang-orang yang apabila berinfak tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir. (Infak mereka) adalah pertengahan antara keduanya.” (Al-Furqan:67).
Kehidupan sederhana yang menjadi kebiasaan bagi suami istri itu dapat menjauhi sikap tamak dan rakus, sehingga tidak iri kepada milik orang lain, dan tiada niat untuk merampasnya, bahkan mereka ikut gembira jika orang lain merasa gembira terhadap nikmatnya.
Cara hidup sederhana adalah sikap yang terpuji.
Sebab hidup sederhana itu bukan tanda-tanda kemiskinan bahkan menjadi bukti terhadap jiwa yang berlapang dada dan merasa cukup dengan pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Itulah makna kaya yang sesungguhnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Hidup Sederhana Pilihan yang Mulia (1)
Baca juga: Mengapa Anak Harus Dibiasakan Hidup Sederhana?
ﻟَﻴْﺲَ اﻟﻐﻨﻰ ﻋَﻦْ ﻛَﺜْﺮَﺓِ اﻟﻌَﺮَﺽِ، ﻭَﻟَﻜِﻦَّ اﻟﻐِﻨَﻰ ﻏِﻨَﻰ اﻟﻨَّﻔْﺲِ( رواه البخاري)
“Hakikat kaya bukan dari banyaknya harta, namun kaya itu adalah kekayaan jiwa.” (HR Bukhari).
Imam Nawawi berkata, “Siapa yang terus ingin menambah dan menambah lalu tidak pernah merasa cukup atas apa yang diberi oleh Allah, maka ia bukan kaya hati.”
Hidup sederhana itu tidak gila harta, sehingga suami dan istri tidak menghabiskan waktunya hanya untuk mencari harta.
Bahkan mereka dapat membagi waktunya secara seimbang untuk dunia dan akhirat.
Sebaliknya orang yang gila harta, hidupnya akan habis untuk kepentingan dunia, karena mereka selalu haus harta tidak ada syukurnya.
Allah telah mengecam mereka dalam surat Al-‘Adiyat.[Sdz]