USTAZAH, saya seorang ibu dengan 2 orang anak. Orang tua saya meminta uang penitipan anak saya ketika saya bekerja.
Saat ini, saya tinggal bersama anak dan suami saya di rumah kontrakan tidak jauh dengan Ibu saya. Saya baru saja mulai bekerja lagi setelah melahirkan anak ke 2 saya, saya titipkan anak saya dengan ibu saya.
Suami saya seorang ojek online yang beberapa bulan ini sepi sekali orderan maka dari itu saya memutuskan untuk bekerja lagi.
Ustazah, saat baru masuk bekerja, gaji bulan pertama sampai 3 bulan pertama gaji saya dideposit 20% oleh perusahaan dan akan dikembalikam setelah bulan ke-4.
Saat gaji pertama, saya membayar utang-utang yang jumlahnya tidak sedikit dan hanya tersisa beberapa yang saya akan bagi rata untuk saya dan ibu saya.
Akan tetapi, ibu saya marah-marah, Ustazah, beliau bilang uang segitu enggak cukup, dan beliau berhitung tentang pengeluaran anak saya selama saya titipkan.
Saya sebagai anak merasa sedih, saya juga ingin memberi banyak tapi saya sanggupnya segitu. Pertanyaan saya, saya harus bagaimana ya, Ustazah, agar tidak menjadi anak durhaka? (Alila, Jakarta)
Baca Juga: Memilih Penitipan Anak untuk Anak Anda
Orang tua Meminta Uang Penitipan Anak
Ustazah Nur Hamidah, M.Ag. menjawab persoalan ini sebagai berikut.
Pada hakikatnya, orang tua apalagi nenek sangat sayang dan peduli dengan cucunya. Hanya saja, terkadang kondisi lelahnya fisik dan keterbatasan ekonomi menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga.
Saat seperti ini, sudut pandang anak jangan langsung berprasangka negatif, bisa jadi, ungkapan tersebut hanya sebuah keprihatinan nilai materi yang diterima tidak sebanding dengan pengorbanan semua pihak.
Ibu terpaksa bekerja dengan meninggalkan anak dan pengorbanan nenek sebagai pengasuh baby.
Di sini perlu saling pengertian hakikatnya nilai yang dibutuhkan adalah keberkahan dalam harta dan makanan walau dari materi yang sedikit tapi mencukupi kebutuhan primer dan membentuk kepribadian anak.
Solusi kami, datanglah bersama suami untuk sungkem minta maaf karena masih merepotkan orang tua karena keterbatasan ekonomi.
Mintalah bersama suami untuk berharap doa dan restu orang tua karena masih membutuhkan kerja samà dalam kesulitah hidup.
In syaa Allah hati yang sama-sama lapang akan mengantarkan hidup yang berkah dan lapang dada dalam menghadapi setiap masalah.[ind]
Sumber: Sharia Consulting Center (SCC)