NASIHAT dan pengingatan bisa menjadi sumber motivasi yang bisa menjadi energi untuk mempertahankan keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.
Konselor Keluarga Cahyadi Takariawan mengulas bagaimana nasihat dan pengingat memiliki kekuatan dalam mempertahankan keutuhan keluarga.
Siapapun memerlukan nasihat. Tidak ada orang yang tidak memerlukan nasihat. Bahkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menggambarkan agama sebagai nasihat.
Dari Abi Ruqayah Tamim bin Aus Addary, ia berkata bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Agama itu nasihat”.
Kami bertanya, “Bagi siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, rasul-Nya dan bagi Imam kaum muslimin serta seluruh mereka”. (Riwayat Muslim).
Jangan menyalahartikan nasihat, bahwa seakan-akan yang meminta nasihat hanyalah orang yang bermasalah, dan seseorang dinasihati karena ada kesalahan.
Nasihat itu mengingatkan, menyegarkan, mencerdaskan, mencerahkan dan menyejukkan.
Kaum muslimin setiap kali melaksanakan shalat Jumat senantiasa mendengarkan nasihat dari para khathib agar mereka bertaqwa kepada Allah.
Demikianlah nasihat menjadi tradisi di kalangan masyarakat beriman, bahkan menjadi salah satu ciri orang yang tidak merugi:
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran” (Al Ashr: 1-3).
Apabila kita menyiapkan diri untuk menerima nasihat, sungguh akan banyak hal baru kita dapatkan.
Baca Juga: Kejadian dan Pengalaman Merupakan Sumber Motivasi Keharmonisan Keluarga
Nasihat dan Pengingatan, Sumber Motivasi Keharmonisan Keluarga
Seringkali nasihat itu berulang dari segi isi, kendati demikian tetap memberikan manfaat, justru karena manusia memiliki sifat lalai dan lupa.
Untuk itu, jangan sungkan meminta nasihat kepada orang lain yang dipercaya kebaikan mereka. Tidak mesti kepada konsultan keluarga, psikolog, orang tua atau ulama.
Bahkan kepada teman dekat, kepada pasangan hidup, dan anak-anak. Mereka semua bisa memberikan kontribusi pengingatan kepada kita.
Yang menjadi masalah justru apabila masing-masing pihak sudah tidak mau menerima nasihat orang lain.
Benteng keangkuhan diri telah dibangun sedemikian kuat, dengan bersikukuh tidak mau mendengarkan pendapat dan masukan apapun.
Sikap seperti ini menandakan tidak ada kemauan untuk islah. Cobalah pasangan suami istri sesekali waktu silaturahim kepada orang-orang yang dipercaya kebaikannya, untuk mendapatkan pencerahan.
Demikianlah sumber motivasi yang bisa kamu gunakan untuk menjaga keutuhan, keharmonisan dan kebahagiaan hidup berumah tangga bersama pasangan tercinta.
Kendati hidup berumah tangga kadang harus melalui masa-masa berat, bertahanlah. Gunakan sumber motivasi ini untuk bertahan dan terus bertahan dalam kebaikan.[ind]