ChanelMuslim.com – Ada pertanyaan terkait kapankah jari telunjuk menunjuk saat duduk tasyahud. Saya mau tanya Ustaz, terkait shalat. Saat baca attahyatul, jari telunjuk kanan kan ditelunjukkan.
Nah, apakah saat kita awal baca langsung ditelunjukkan atau sampai baca selawat, baru kita telunjukkan. Mohon bimbingannya, Ustaz.
Ustaz Farid Nu’man menjawab persoalan ini yaitu sebagai berikut.
Baca Juga: Jika Imam Lupa Duduk Tasyahud Awal, Ini yang Harus Dilakukan Makmum
Kapan Jari Telunjuk Menunjuk saat Duduk Tasyahud?
Bismillahirrahmanirrahim…
Tentang kapankah jari kita menunjuk di saat duduk tasyahud, memang terjadi perbedaan pendapat ulama sejak masa salaf.
Mana pun yang kita ikuti, maka itu termasuk rekomendasi para imam dan janganlah membuat hati kita berselisih.
Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah berkata:
وقد سئل ابن عباس عن الرجل يدعو يشير بإصبعه؟ فقال: هو الاخلاص. وقال أنس بن مالك: ذلك التضرع، وقال مجاهد: مقمعة للشيطان. ورأى الشافعية أن يشير بالاصبع مرة واحدة عند قوله (إلا الله) من الشهادة، وعند الحنفية يرفع سبابته عند النفي ويضعها عند الاثبات، وعند المالكية، يحركها يمينا وشمالا إلى أن يفرغ من الصلاة، ومذهب الحنابلة يشير بإصبعه كلما ذكر اسم الجلالة، إشارة إلى التوحيد، لا يحركها.
“Ibnu Abbas ditanya tentang seorang yang memberikan isyarat dengan telunjuknya. Beliau menjawab: ‘Itu menunjukkan ikhlas.’
Anas bin Malik berkata: ‘Itu menunjukkan ketundukan.’ Mujahid berkata: ‘Untuk memadamkan syetan.’
Sedangkan golongan Syafi’iyah memberikan isyarat dengan jari hanya sekali yakni pada ucapan Illallah (kecuali Allah) dari kalimat syahadat.
Sedangkan menurut golongan Hanafiyah, mengangkat jari telunjuk ketika ucapan pengingkaran (laa ilaha/tiada Tuhan) lalu meletakkan lagi ketika ucapan penetapan (Illallah/kecuali Allah).
Sedangkan menurut Malikiyah menggerak-gerakkan ke kanan dan ke kiri (sejak awal) hingga shalat selesai.
Sedankan mazhab Hanabilah (hambali) memberikan isyarat dengan jari telunjuk ketika disebut lafzul jalalah (nama Allah) sebagai simbol tauhid, tanpa menggerak-gerakkan.”
(Fiqih Sunnah, 1/171)
Demikian. Wallahu A’lam. [Cms]
Sumber: Channel telegram Syariah Consulting Center