BAGAIMANA hukum shalat sambil melihat mushaf? Ustaz Farid Nu’man Hasan, M.Kom.I. menjelaskan bahwa aktivitas yang boleh terjadi dalam sholat yaitu sebagai berikut.
Shalat sambil melihat mushaf
Shalat dengan membaca mushaf adalah boleh menurut mayoritas ulama, baik Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal, sedangkan Imam Abu Hanifah yang menyatakan batal.
Umumnya, pembolehan ini adalah pada shalat sunah, kecuali bagi yang belum hapal Al Fatihah maka boleh juga pada shalat wajib.
Berikut keterangan dari Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:
فإن ذكوان مولى عائشة كان يؤمها في رمضان من المصحف، رواه مالك. وهذا مذهب الشافعية
“Dzakwan, hamba sahayanya ‘Aisyah, kalau jadi imam bagi Aisyah di waktu shalat dalam bulan Ramadan biasa membaca ayat dari mushhaf (Diriwayatkan oleh Malik). (Fiqhus Sunnah, 1/267)
Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:
لَوْ قَرَأَ الْقُرْآنَ مِنْ الْمُصْحَفِ لَمْ تَبْطُلْ صَلَاتُهُ سَوَاءٌ كَانَ يَحْفَظُهُ أَمْ لَا بَلْ يَجِبُ عَلَيْهِ ذَلِكَ إذَا لَمْ يَحْفَظْ الْفَاتِحَةَ كَمَا سَبَقَ، وَلَوْ قَلَّبَ أَوْرَاقَهُ أَحْيَانًا فِي صَلَاتِهِ لَمْ تَبْطُلْ، وَلَوْ نَظَرَ فِي مَكْتُوبٍ غَيْرِ الْقُرْآنِ وَرَدَّدَ مَا فِيهِ فِي نَفْسِهِ لَمْ تَبْطُلْ صَلَاتُهُ وَإِنْ طَالَ، لَكِنْ يُكْرَهُ، نَصَّ عَلَيْهِ الشَّافِعِيُّ فِي الْإِمْلَاءِ وَأَطْبَقَ عَلَيْهِ الْأَصْحَابُ.
“Seandainya membaca Alquran melalui mushaf, tidaklah membatalkan shalatnya. Sama saja, apakah dia sudah hafal Alquran atau belum, bahkan menjadi wajib melihat mushaf jika dia belum hafal Al Fatihah sebagaimana penjelasan lalu.
Walau kadang membolak-balikan halamannya dalam shalat, maka itu tidak membatalkan shalatnya.
Juga bagi seorang yang melihat catatan lain selain Alquran dan diulang-ulang isinya dalam hati walau lama tidaklah batal, tetapi makruh. Demikian pemaparan Asy Syafi’i dalam Al Imla’.”
(Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1/20. Mawqi’ Ruh Al Islam)
Ini juga menjadi pendapat Imam Malik, Imam Muhammad bin Hasan, Imam Abu Yusuf, Imam Ahmad bin Hambal, sedangkan Imam Abu Hanifah mengatakan: batal shalatnya. (Ibid)
Bagaimana dengan shalat wajib?
Untuk shalat wajib, sebagian ulama memakruhkan. Sebab hal itu tidak dibutuhkan, berbeda dengan shalat Sunnah, seperti tarawih yang memang biasanya ingin panjang bacaannya,
maka pada shalat Sunnah itu dibolehkan. Tapi, jika memang dibutuhkan maka tidak apa-apa melihat mushaf walau dalam shalat wajib juga.
Ada pun bagi Hanafiyah hal itu adalah membatalkan shalat.
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Hafizahullah mengatakan:
لا بأس بقراءة القرآن من المصحف في صلاة النفل ، كقيام الليل . أما الفرض فيكره فيه ذلك لعدم الحاجة إليه غالبا ، فإن احتاج فلا بأس بالقراءة من المصحف حينئذٍ
Tidak apa-apa membaca mushaf saat shalat Sunnah, seperti shalat malam. Ada pun shalat wajib, itu dimakruhkan karena umumnya itu tidak dibutuhkan. Tapi, jika memang diperlukan maka tidak apa-apa saat itu.
(Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 65924)
Maksud “diperlukan”, misalnya seperti orang yang tidak hapal Al Fatihah, padahal itu rukun shalat, maka tidak apa-apa baginya membuka mushaf baik shalat sunah atau wajib.
Bahkan bukan hanya BOLEH, tapi WAJIB membuka mushaf bagi yang belum hafal Al Fatihah, sebab kedudukan Al Fatihah yang sangat vital dalam shalat.
Hal ini sudah dijelaskan oleh Imam An Nawawi Rahimahullah sebelumnya.
Baca Juga: Hukum Imam Membaca Mushaf dalam Shalat
Hukum Shalat Sambil Melihat Mushaf
Sementara itu, Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizahullah mengatakan:
فإن للمصلي أن يقرأ من المصحف في صلاة النافلة وكذا المكتوبة، وهذا هو مذهب الشافعية والقول المعتمد في مذهب أحمد. وذهب المالك ية إلى الكراهة. ودليل المجيزين ما رواه البيهقي عن -عائشة رضي الله عنها- أنها كان يؤمها غلامها ذكوان
من المصحف في رمضان، قال الزهري: كان خيارنا يقرؤون من المصاحف، وذهب الحنفية إلى أن القراءة من المصحف تفسد الصلاة
Sesungguhnya orang yang shalat boleh membaca lewat mushaf baik shalat Sunnah atau wajib, inilah pendapat Syafi’iyah dan pendapat resmi dari mazhab Imam Ahmad.
Ada pun Malikiyah, mereka memakruhkannya.
Dalil pihak yang membolehkan adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi, dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa Dzakwan menjadi imam baginya pada shalat di bulan Ramadan dengan membaca mushaf.
Az Zuhriy mengatakan: “Orang-orang terbaik kami mereka membaca mushaf saat shalat.” Sedangkan Hanafiyah mengatakan batalnya shalat sambil membaca mushaf.
(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 1781)
Untuk keluar dari Khilafiyah, lebih baik itu tidak dilakukan pada shalat wajib.
Berkata Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah:
الأولى ترك ذلك في الصلاة المكتوبة، خروجاً من الخلاف ومراعاة لسنن الصلاة من النظر إلى موضع السجود وترك الانشغال بالنظر وتقليب الأوراق.
Lebih utama adalah hal itu ditinggalkan dalam shalat wajib, dalam rangka keluar dari perbedaan pendapat, dan menjaga sunnah-sunnah shalat yaitu melihat tempat sujud, mata tidak disibukkan oleh pandangannya, dan membolak-balikkan kertas mushaf. (Ibid)
Demikian. Wallahu a’lam.[ind]