ADAB saat mendengat azan.
Ustadz, manakah yang lebih utama ketika adzan berkumandang tetapi ada udzur atau agenda. Melanjutkan agenda (dengan niat menyegerakan agenda selesai), tanpa mendengarkan azan atau mendengarkan azan, selepas azan selesai, melanjutkan agenda?
Ustadz Farid Nu’man Hasan menjawab pertanyaan ini.
Jumhur ulama mengatakan mendengarkan dan menjawab azan adalah sunnah, sebagian mengatakan wajib.
Dua pilihan pada pertanyaan di atas, bukanlah pilihan yang dipilih jika bukan perkara yang mendesak, tidak pilihan pertama dan tidak pula yang kedua.
Seharusnya adalah seperti yang diwasiatkan ulama:
قم الى الصلاة متى سمعت النداء مهما تكن الظروف
Tegakkanlah shalat saat kau mendengarkan panggilannya bagaimana pun keadaanmu
Pilihan 1 dan 2 boleh saja dijadikan opsi, jika kondisinya sangat mendesak atau darurat seperti rapat menyangkut keselamatan nyawa orang, atau semisal itu.
Atau agendanya sedikit lagi selesai, dan masih tetap bisa shalat berjamaah.
Sebenarnya, shalat tidak di awal waktu juga bukan haram.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tetap sah dan tetap disebut shalat pada waktunya.
Sebab shalat itu ada awal, tengah, dan akhir waktu.
Selama masih rentang waktu shalat maka itu masih dimaknai shalat pada waktunya. Namun ini pandangan fiqih.
Dalam hadits disebutkan:
إن للصلاة أولا وآخرا، وإن أول وقت الظهر حين تزول الشمس، وإن آخر وقتها حين يدخل وقت العصر
Shalat itu ada awal waktunya dan akhirnya, awal waktu zhuhur adalah saat tergelincir matahari, waktu akhirnya adalah saat masuk waktu ashar. (HR. Ahmad no. 7172, dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth. Ta’liq Musnad Ahmad, no. 7172).
Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:
يجوز تأخير الصلاة إلى آخر وقتها بلا خلاف، فقد دل الكتاب، والسنة، وأقوال أهل العلم على جواز تأخير الصلاة إلى آخر وقتها، ولا أعلم أحداً قال بتحريم ذلك
Dibolehkan menunda shalat sampai akhir waktunya tanpa adanya perselisihan pendapat, hal itu berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Perkataan para ulama juga membolehkan menunda sampai akhir waktunya, tidak ada seorang ulama yang mengatakan haram hal itu. (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 3/58).
Baca juga: Di Balik Rahasia Azan
Adab Saat Mendengar Azan
Penundaan ini bukanlah saahuun (melalaikan shalat), sebab makna saahuun adalah menunda shalat sampai habis waktunya.
Sebagaimana penjelasan Sa’ad bin Abi Waqash, Ibnu Abbas, Masruq, Ibnu Abza, Abu Adh Dhuha, Muslim bin Shabih. (Tafsir Ath Thabari, 24/630)
Namun demikian di awal waktu lebih afdol. Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, Beliau berkata:
سَأَلْتُ النَّبِيَّ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ
Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Amal apakah yang paling Allah cintai?” Beliau bersabda: “Shalat pada waktunya.” Ibnu Mas’ud berkata: “Lalu apa lagi?” Beliau bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Ibnu Mas’ud berkata: “Lalu apa lagi?” Beliau bersabda: “Jihad fisabilillah.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Para ulama berbeda pendapat tentang makna shalat pada waktunya.
Ada yang mengartikan shalat di waktu masih berlaku (baik awal, tengah, dan akhir), bukan setelah waktunya berakhir.
Ada pula yang mengartikan shalat di awal waktu. Ini yang lebih tepat, berdasarkan hadits lainnya.
عَنْ أُمِّ فَرْوَةَ، قَالَتْ: سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا»
Dari Ummu Farwah, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ditanya amal apakah yang paling utama? Beliau menjawab: “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud, Ahmad. Sanad hadits ini idhtirab (guncang).
Sementara dalam konteks taqwa dan mahabbatullah, maka di awal waktu tetap lebih utama, dan dapat mendatangkan berkah bagi orang-orang yang sedang rapat tersebut.
Bisa jadi setelah shalat mereka mendapat pemikiran-pemikiran yang lebih baik. Demikian. Wallahu a’lam.[Sdz]