USTAZ, saya mau bertanya perihal hukum berdoa dengan detil, rinci dan divisualisasikan, sebab banyak sekali ajaran yang mengajarkan doa sebaiknya didetilkan dirincikan divisualisasikan agar menjadi energi positif, tapi ada juga ustaz yang melarang karena termasuk berlebihan dalam berdoa.
Ustaz Farid Nu’man Hasan menjelaskan bahwa kita dilarang doa berlebihan, bukan dilarang doa yang detil.
Baca Juga: Hukum Mengharap Doa dari Orang yang Memberi Sedekah
Hukum Berdoa dengan Detil dan Divisualisasikan
Berlebihan dalam doa, seperti sedang doa dalam tahajud di tengah malam seorang diri tapi teriak-teriak atau meminta sesuatu yang aneh dan tidak pantas.
Seperti: “Ya Allah, berikan ampunan-Mu kepada kami saja, jangan yang lainnya,” ini aneh dan tidak pantas.
“Ya Allah, berikan aku usia seperti Nabi Nuh..”
Tapi, kalau doa mendetilkan objek, tidak apa-apa.. Seperti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdoa kebinasaan atas para pembunuh 70 Qurra..
Yaitu kebinasaan atas beberapa Kabilah: Ri’l, Dzakwan, Ushayyah… disebut rinci..
Atau saat para sahabat nabi ditawan musuh, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendoakan keselamatan kepada mereka juga rinci disebut namanya..
Wallahu a’lam. Wallahul musta’an.
Sahabat Muslim, itulah penjelasan Ustaz Farid Nu’man Hasan mengenai doa yang detail dan rinci serta divisualisasikan.
Perbanyak kalimat doa yang baik-baik ya, Sahabat Shalihah. Berprasangka yang positif bahwa apapun doa yang kamu panjatkan pasti didengar oleh Allah Subhanahu wa taala.
Karena doa adalah komunikasi langsung antara kamu dengan Sang Pencipta, yang Maha Mendengar dan Mengabulkan Harapan.
Semoga untaian doamu yang diucapkan dengan tulus dan terperinci akan mampu menembus langit sehingga Allah Subhanahu wa taala mengabulkan segala doa dan harapanmu. Amin.[ind]