SUAMI merestuiku tak berlebaran dengannya. Tulisan ini dikirim oleh salah seorang pembaca Chanelmuslim. Momen lebaran tentu momen indah kebersamaan bersama keluarga.
Bahkan hampir seluruh muslim di negeri kita ini rela berjalan jauh, bermacet-macetan, mengeluarkan uang yang tak sedikit bahkan berdesak-desakkan untuk dapat mudik dan berkumpul bersama keluarga.
Keluarga yang tentunya terdiri dari suami, istri, anak-anak, ponakan, kakak, adik, orang tua bahkan nenek dan kakek.
Lalu bagaimana jika aku lebih senang berlebaran bersama orang tua di tempatku dibesarkan daripada bersama suami si anak tunggal dan mertua..
Baca juga: Ingin Menikah tapi Belum Direstui Orangtua
Suami Merestuiku Tak Berlebaran Bersamanya
Memang mungkin terlihat aneh, lebaran kok suami istri pisah-pisah, padahal jaraknya hanya terpisah beberapa puluh km saja dan tidak terpisah pulau.
Tetapi, coba bayangkan sudah beberapa kali lebaran ku selalu bersama mertua. Dan lebaran di rumah mertua, di mana ku tinggal setiap hari sepi, meski tinggal di kampung tapi kami tinggal di rumah yang jaraknya agak jauh dari tetangga.
Belum lagi, suamiku anak tunggal, jadi tak ada kakak atau adik yang ikut berkumpul…oh sungguh sepi.
Sementara aku adalah anak bungsu dari 6 bersaudara yang selalu ramai, belum lagi sepupu-sepupu dan saudara yang berkunjung.
Jadi kuminta dengan baik-baik agar lebaran kali ini ia mau berlebaran di rumah orang tuaku.
Sedikit memaksa, jika ia tidak mau opsinya adalah ia berlebaran di rumah orang tuanya dan aku berlebaran di rumah orang tuaku.
Yah memang jarak rumah orang tuaku dan mertuaku tidak terlalu jauh, bisa ditempuh dalam 2-3 jam perjalanan.
Tetapi, itulah putusanku, keinginanku dan jika suami mengizinkan bukankah tidak ada yang salah?!
Surga istri katanya terletak di ridho suami, jadi kalo suami sudah memberi izin berarti ia pun meridhoi bukan?!
Yah memang terlihat aneh, mungkin akan ada prasangka keluarga kurang harmonis, atau istri yang tidak patuh, biarlah.
Nyatanya aku telah meminta izin, aku patuh pada suami untuk hal-hal yang memang harus dan ada hal-hal yang dapat didiskusikan tentunya.
Biarlah orang dengan prasangkanya, biarlah aku kan juga ingin bersama orang tuaku.
Note: Entah bagaimana Islam memandang hal ini, namun ingatlah akan hadis berikut;
“Wahai kaum perempuan, bersedekahlah kalian, perbanyaklah memohon ampunan, sesungguhnya aku melihat sebagian besar kalian penghuni neraka.”
Seorang perempuan di antara mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa sebagian besar kami penghuni neraka?”
Beliau menjawab: “Sebab kalian banyak melaknat dan kufur terhadap suami. Aku tidak melihat orang yang lemah akal dan agamnya di antara kalian lebih banyak daripada yang memiliki hati nurani.”
Dia bertanya lagi: “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan lemah akal dan agamanya itu?”
Beliau menjawab: “Yang dimaksud dengan lemah akal adalah kesaksian dua orang perempuan sama dengan kesaksian seorang laki-laki.
Dan tidur pada malam hari tanpa melaksanakan shalat, tidak puasa pada bulan Ramadan, inilah yang dimaksud dengan lemah agamanya.” (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Muslim dalam “Kitabul-iman).[ind]