Chanelmuslim.com – Selamat pagi Shalihat,
Rezeki itu dari Allah. Namun bukan alasan bagi kita untuk diam menunggu rezeki. Ia perlu diikhtiarkan. Ia perlu dimohonkan atau dipintakan kepada Allah.
Semua orang ingin berhasil. Lalu dibuatlah sekian formula untuk berhasil. Ada yang bicara tentang strategi komunikasi, strategi marketing hingga marketing langitan.
Ada hal yang mengusik saya ketika berbicara soal marketing langitan, kalau ingin jualannya sukses maka lakukanlah amalan2 seperti tahajud, puasa, shalat rawatib, sedekah, berbakti pada orang tua, memohon ridho suami dan anak, dan amalan lainnya.
Bagi saya, semua amalan itu adalah amalan orang-orang shalih seperti yang digambarkan oleh angkatan sahabat dan shahabiyah. Dan mereka melakukannya murni karena Allah bukan karena ingin sekedar sukses, ingin sekedar kaya, atau sekedar jualannya laku.
Saya agak terusik jika ada yang berkata sambil kasih emoticon lope2, “Oh itu karena tilawah Qur’an satu juz per hari yah.”
Saya merasa, jika sekedar begitu kok ya kita seolah mengerdilkan Allah. Padahal Rahmat dan keberkahan Allah lebih luas dari itu.
Rasulullah Saw bersabda, “Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak harta, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kayanya jiwa.” (HR. Bukhari Muslim)
Dan beginilah defenisi kaya menurut Rasulullah, “Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.” (HR. Tirmidzi;)
Miskin, kaya, sukses atau gagal sejatinya adalah takdir Allah. Tidak ada yg buruk dari takdir Allah. Allah tidak akan pernah mengkhianati hamba2nya yang khusyu beribadah dan berusaha.
“Sesungguhnya, seseorang di antara kalian tidak akan mati kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rezeki (yang Allah takdirkan untuknya) secara sempurna. Maka, janganlah kalian bersikap tidak sabaran dalam menanti rezeki. Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia! Carilah rezeki secara proporsional, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Al-Hakim; dari Jabir)
Mari kita luruskan niat ibadah kita, sungguh bekerja dan berusaha pun bernilai ibadah. Cukup bagiku Allah, segalanya untuk-Nya.
( Maya)