PENTINGNYA belajar ilmu rumah tangga. Kita sebagai umat Rasulullah sudah selayaknya meneladani Rasulullah termasuk juga dalam kehidupan berumah tangga.
Rasulullah adalah sebaik-baik suami kepada istrinya, sebaik-baik ayah kepada anak-anaknya.
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istri. Janganlah kalian pukul istri kalian seperti halnya kalian memukul budak-budak kalian” (HR Al-Baihaqi).
Motivator Keluarga dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto Wibowo, menjelaskan, kenapa belajar ilmu rumah tangga, ilmu mendidik anak itu penting karena ada dua hal utama.
Pertama, bahwa puncak kebahagiaan dan penderitaan itu ada pada keluarga.
Setinggi apapun karier seseorang namun anaknya dirawat karena kecanduan narkoba, anak perempuannya hamil di luar nikah dengan pria yang tidak tahu keberadaannya, istrinya selingkuh. Pastilah hancur perasaannya.
Kebanyakan rumah tangga itu ceritanya tentang kesedihan daripada cerita bahagianya. Banyak yang mengeluh kalau pasangannya cuek, arogan, masa bodoh, berkhianat, main fisik dll.
Menikah itu bukan hanya menua bersama tetapi masuk surga bersama.
Menikah itu adalah ibadah yang paling panjang dibandingkan ibadah yang lain maka siapkan diri kita dengan banyak ilmu agar dapat menjalaninya dengan lebih baik dan agar dapat memperoleh banyaknya pahala dari ibadah menikah.
Menikah itu adalah ibadah yang dari akad sampai liang lahat maka seyogyanya kita harus berupaya agar rumah tangga yang kita bangun itu dipenuhi dengan keberkahan, kebahagiaan dan kenyamanan.
Menikah adalah menyempurnakan setengah agama.
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)
Kenapa menikah itu setengah agama? Karena memegang tangan istri berpahala, tersenyum di depannya berpahala, menatapnya berpahala, mencari nafkah untuknya berpahala,
memandangnya dengan syahwat berpahala, jimak dengannya berpahala, membantu pekerjaan rumah berpahala, mengajaknya jalan-jalan berpahala, semua yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan istri dan menyenangkan hatinya berpahala.
Itulah mengapa menikah itu menyempurnakan agama sebab banyak pahala yang didapatkan dari menikah.
Baca Juga: Kunci Kelanggengan Rumah Tangga
Pentingnya Belajar Ilmu Rumah Tangga
Dan itulah pentingnya kenapa kita harus berilmu dalam menjalani kehidupan rumah tangga, sampai kapan kita mencari ilmu sampai batas akhir waktu kita di dunia.
Para suami, coba deh raihlah surga tertinggi melalui istri kita, istri halal kita, dengan cara berakhlaq yang baik dengan istrinya.
“Sesungguhnya sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Bukhari).
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku” (HR. At-Thirmidzi dan Ibnu Majah).
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya”. (HR. At-Thirmidzi dan Ibnu Majah).
Kedua, puncak godaan setan itu adalah merusak keluarga.
Misi utama setan itu adalah mencerai beraikan sebuah keluarga, antara suami dengan istri dan antara orang tua dengan anak.
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya.
Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”.
Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya.
Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR. Muslim).
Lalu bagaimana untuk menghindarinya? Dengan ilmu. Iman akan semakin kuat dengan ilmu. Maka teruslah mencari ilmu tanpa pernah merasa puas.
Sampai kapan sampai akhir hayat. Itulah pentingnya belajar ilmu rumah tangga.
Pertama, agar kita bisa maksimal meraih banyak pahala dengan pasangan kita. Kedua, agar kita mendapatkan ketentraman, kebahagiaan dan ketenangan bersama keluarga.
Ketiga, agar kita berhati-hati dengan tipu muslihat setan yang tujuan utamanya mencerai beraikan rumah tangga.
Keempat, agar kita mampu menjadikan pasangan kita jalan mudah untuk masuk surga.
Kelima, agar kita mampu menjadikan anak-anak sebagai investasi kebaikan, investasi pahala bagi kedua orang tuanya.
Dan yang terakhir, agar kita lebih mudah menggapai cita-cita tertinggi, masuk surga sekeluarga.[ind]