MAUKAH para ukhti merias diri untuk suami dan menggapai rida Allah? Wanita tentu sangat senang ketika dibilang cantik. Berhias bagi kebanyakan wanita adalah suatu kewajiban dan kesenangan.
Namun, seringkali kaum wanita salah memposisikan kapan harus berhias dan kapan sebaiknya berhias ala kadarnya.
Baca Juga: Hukum Uang Belanja Istri dari Hasil Korupsi Suami
Merias Diri untuk Suami dan Menggapai Rida Allah
Menjaga penampilan ketika keluar rumah tentu perlu, karena apabila seseorang keluar rumah dengan pakaian yang asal dan tidak rapih akan menjadi bahan tontonan dan gunjingan orang yang melihat.
Namun, sebaiknya berhias ala kadarnya saja, bukan untuk terlihat cantik didepan semua orang dan bukan dengan niat untuk mendapat pujian dari orang yang melihat.
Sebaliknya di rumah, wanita seharusnya berhias untuk menyenangkan hati suami.
Dan Abdullah bin Salam radhiyallahu `anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Sebaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu pandang, taat kepadamu ketika kamu suruh dan menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi.” (HR. Thabrani)
Sekarang ini yang sering kita lihat justru sebaliknya, banyak wanita berhias secantik mungkin ketika keluar rumah, namun ketika di rumah berpenampilan seadanya bahkan kadang tampak lusuh.
Laki-laki sebagai mana fitrahnya suka pada kecantikan. Istri adalah perhiasan utama dalam rumah tangga.
Seorang istri shalihah harus ingat bahwa penampilan menarik memiliki posisi penting dalam hati suami. Setelah menikah, inner beauty dan kecantikan fisik memiliki keterkaitan yang erat yang tidak dapat dipisahkan.
Banyak istri merasa bahwa setelah sekian tahun menikah, dia merasa seolah-olah suaminya tidak membutuhkan hal itu lagi karena suaminya telah menerima dirinya lengkap dengan segala bentuk kekurangan yang ada padanya. Padahal, pemahaman ini salah.
Berhias dan selalu berusaha tampil cantik di depan suami merupakan hak yang tidak akan lekang oleh zaman. Walaupun telah menikah selama bertahun-tahun.
Kewajiban menyenangkan hati suami tetap dan menjaga dirinya dan harta suami tidak akan berubah.
Ketika berada di rumah, seharusnya seorang istri memakai wangi-wangian, memakai pakaian terindah yang dimilikinya dan berhias sehingga suaminya senang dan tidak merasa jenuh.
Ketika dia pulang kerja, sang istri menyambut dengan senyum manis dan kata-kata lembut. Alasan sibuk mengurus anak seharian, tidak ada anggaran perawatan kecantikan karena suami memberi uang terbatas dan lain-lain sebaiknya tidak mengalahkan keinginan menyenangkan hati suami karena ingin mendapat ridho Allah Ta’ala. [Cms]
Sumber : 20 Kekhilafan Istri, Majalah Aulia No.5 Tahun XII Safar – Rabiul Awal 1436