ChanelMuslim.com – Couple-Preneur mungkin baru saja menjadi kata yang nge-hits di Indonesia. Kata Couple-preneur digunakan untuk menyebut pasangan yang memiliki dan sekaligus menjalankan bisnisnya bersama. Sebenarnya couple-preneur bukanlah sebuah konsep yang baru. Couple-preneurship sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu. Nenek moyang kita dulu, mereka juga couple-preneur. Sebagai masyarakat yang berakar pada budaya agraris, nenek moyang kita bahu membahu mengurus ladang dan kebun mereka.
Dengan kondisi perekonomian Indonesia yang sepertinya belum bisa bangkit dari keterpurukan. Banyaknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan semakin berkurangnya lapangan pekerjaan, membuat para pasangan memutar otak untuk mencari pendapatan keluarga. untuk mengatasi masalah ekonomi, banyak pasangan yang memutuskan untuk melakukan bisnis bersama atau istilah yang ngtrend saat ini menjadi bussines startups.
Selain persoalan PHK atau kurangnya lapangan pekerjaan, beberapa pasangan memutuskan untuk sama-sama membangun bisnis mereka dengan beragam alasan, contohnya Bunda Ririen dan Sari Tama.
Bunda Ririen telah menjalankan usaha konveksinya sejak tahun 2002. Saat hamil anak pertama, ia meminta suaminya, Surya Dharma untuk meninggalkan pekerjaan dan bersama-sama membangun usaha Bunda Ririen. Menurut Bunda Ririen, rejeki itu yang mengatur Allah. masing-masing keluarga sudah diatur pendapatannya. Mau suami dan istri bekerja atau hanya salah satu yang bekerja, tetap pendapatannya sama. “Akhirnya saya minta suami kerja di rumah saja. Saya ingin selalu bersama-sama suami,” tutur Bunda Ririen.
Lain lagi dengan Sari Tama. Sebelum sama-sama menjalankan bisnis di bidang jasa; accounting service, tax service, and legal service di bawah bendera SR Consulting, Yudhatama, suaminya bekerja kantoran. Sebagai pegawai kantoran yang berangkat pagi dan pulangnya malam, Yudha hanya memiliki sedikit waktu bagi empat anaknya. Sari meminta Yudha untuk membesarkan usaha yang telah dirintisnya. “Dari pada jadi karyawan lebih baik punya usaha sendiri. Waktu bersama anak pun lebih banyak,” bujuk Sari. Butuh tiga tahun bagi Yudha untuk memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan membesarkan usahanya sendiri.
Usaha yang Bunda Ririen dan Sari Tama jalankan bersama suami mereka sudah berjalan lebih dari sepuluh tahun. Dalam rentang waktu itu jatuh bangun sudah mereka rasakan. Berbagai permasalahan pun kerap terjadi, namun mereka tetap bertahan bahkan usaha mereka berkembang. “Asal job descnya jelas, in syaa Allah kemungkinan ada masalah sangat kecil,” jelas Sari Tama..
“Kalau saya urus produksi dan suami saya yang belanja bahan baku produksi,” Bunda Ririen menjelaskan pembagian kerja dirinya dan suami. Untuk Bunda Ririen, usahanya sempet beralih. Mereka pernah menjadi supplier pakaian anak di salah satu departeman store ternama di Indonesia. Saat ini mereka beralih sebagai produsen pakaian keluarga muslim yang berkembang.
Situasi sebagai couple-preneur mungkin adalah jalan yang bermakna untuk menghabiskan waktu bersama pasangan. Suami dan istri tidak lagi hanya menghabiskan waktu bersama di malam hari. Dengan bekerja sama memberikan kesempatan kepada kita untuk saling percaya, saling jujur dan saling memberi semangat untuk mencapai tujuan bersama. (Maya Agustiana)