SEPERTI apa keutamaan suami sehingga seorang istri harus menaatinya? Dari Abdullah bin Abu Aufa ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sekiranya aku dibolehkan menyuruh seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, niscaya aku akan menyuruh istri agar bersujud kepada suaminya.
Demi Tuhan yang menguasai diri Muhammad, perempuan dinilai tidak melaksanakan hak Tuhannya sebelum memenuhi seluruh hak suaminya. Bahkan sekiranya suami menginginkan dirinya, sementara ia sedang berada di atas onta, ia tidak boleh menolaknya.” (HR. Ahmad. Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al Baihaqi)
Baca Juga: Kualitas Persahabatan Suami Istri
Keutamaan Suami
Sepintas kalau hadits ini seperti memarjinalkan posisi perempuan. Lalu timbul pertanyaan, mengapa posisi suami begitu utama dalam kehidupan seorang perempuan?
Dalam pernikahan ada sebuah tali yang mengikat suami dan istrinya. Ikatan itu adalah tanggung jawab. Ketika suami mengucapkan akad di depan para saksi, hakikatnya dia tengah mengambil sebuah tanggung jawab yang bebannya sama persis seperti ketika Rasulullah saw mengambil tanggung jawab sebagai seorang Nabi.
Dalam akad sejatinya, seorang lelaki tidak hanya sedang mengadakan perjanjian dengan manusia, lebih dalam dari itu, dia sedang melakukan perjanjian dengan Allah.
Memperistri seorang perempuan adalah jalannya menuju surga. Pernikahan merupakan ibadah kepada Allah. Dalam pernikahan, tanggung jawab suami sangatlah berat. Bagaimana ia harus memenuhi kebutuhan keluarganya dan mendidik mereka sehingga menjadi keluarga yang sakinah mawddah wa rahmah.
Menjadi keluarga yang bertujuan bersama-sama menuju Allah. Tak salah kiranya jika Rasulullah menganjurkan seorang istri untuk memuliakan suaminya. [MAY/Cms]