DUHAI para suami, sayangilah istrimu. Ada sebuah tulisan dari Ustazah Rochma Yulika. Sebagai seorang suami, belajarlah dari Umar bin Khatab. Seperti apa beliau sayang dengan istrinya bahkan kemarahan istrinya tak membuat Umar menjadi garang padahal kita tahu seperti apa karakter beliau.
Baca Juga: Kepemimpinan Suami itu Amanah
Duhai Para Suami, Sayangilah Istrimu
Umar bin Khattab dianugerahi Allah dengan ketegasan sekaligus hati yang lembut. Kisah rumah tangga Umar dapat menggambarkan betapa tinggi budi pekerti sang khalifah dalam menghormati istri.
Syahdan, diceritakan seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khattab RA. Ia hendak mengadukan istrinya karena marah-marah kepadanya. Lelaki tersebut jengkel dan ingin mengadukan kelakuan istrinya kepada Amirul Mukminin.
Setiap kali datang ke rumah Amirul Mukminin, ia tidak pernah bertemu dengannya. Umar bin Khattab ra selalu telah pergi sebelum ia datang. Suatu ketika, laki-laki itu kemudian datang lagi ke rumah Umar bin Khattab ra.
Sampai di depan rumah, ia tidak langsung mengetuk pintu. Umar justru berdiri di depan. Lelaki itu pun tertegun sejenak. Secara tak sengaja, ia mendengar sang khalifah sedang dimarahi istrinya.
Sang istri terdengar membesar-besarkan masalah yang remeh. Nada suara perempuan itu meninggi. Sang Amirul Mukminin cenderung pasif menghadapi kemarahan istrinya.
Lelaki itu kemudian berkata dalam hati, “Jika seorang Amirul Mukminin saja seperti itu, bagaimana denganku?” Ia kemudian berbalik hendak pergi. Umar bin Khattab keluar rumah dan melihat tamunya hendak pergi. Ia pun bertanya, “Apa keperluanmu?”
Laki-laki itu kemudian berbalik dan berkata, “Wahai, Amirul Mukminin, aku datang untuk mengadukan perangai buruk istriku dan sikapnya kepadaku. Tapi, aku mendengar hal yang sama pada istrimu,” kata lelaki itu.
Umar bin Khattab ra kemudian tersenyum. Dia pun mengisahkan kepada lelaki itu mengapa Umar yang keras begitu sabar menghadapi istrinya. “Wahai, saudaraku, aku tetap sabar menghadapi perbuatannya karena itu memang kewajibanku.”
Mengapa para suami harus menyayangi para istrinya?
1. Karena Rasulullah telah meneladankan dan menyampaikan dalam haditsnya bahwa perintah berbuat baik terhadap keluarganya terutama istrinya. Dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya”(HR At-Thirmidzi no 1162, Ibnu Majah no 1987 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 284)
2. Karena istri banyak berjasa kepada para suami. Mengapa demikian? Bukankan menafkahi dan menjaga keluarga adalah tanggung jawab suami sementara kita tahu seperti apa para istri membantu banyak sekali seperti memasakkan makanan, mencucikan baju, menyetrika, membersihkan rumah dan masih banyak hal yang seharusnya menjadi tanggung jawab para suami.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا
فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Sebab itu, maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Duhai para suami pahamilah istrimu, berikan cinta sepenuh hatimu, agar Allah memuliakanmu. Ingatlah selalu akhirat bila terbetik kemarahan yang tiada bisa dikendali, janganlah amarahmu menghalangi jalan menuju surga terindah bagimu.[ind/majelismanis/Cms]