AKTIVIS pelestari bahasa daerah Papua, Tabenak Withen Kolago, menulis buku pelajaran matematika dalam berbagai bahasa daerah seperti Hubula, Walak, dan Lani.
Di tengah tantangan literasi di Papua, seorang aktivis pendidikan membuat terobosan unik menulis dengan buku matematika dalam bahasa daerah Papua.
Langkah ini bertujuan untuk membantu anak-anak memahami konsep matematika dengan lebih mudah menggunakan bahasa yang mereka kenal sejak kecil.
Baca juga: Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Deteksi Gula Darah Tanpa Pengambilan Darah
Seorang Aktivis Buat Buku Matematika dengan Bahasa Daerah Papua
Ia ingin melestarikan bahasa daerah sekaligus membantu anak-anak memahami pelajaran dengan lebih baik. Sejauh ini, Withen telah memiliki hak cipta atas beberapa bukunya, termasuk kamus dan buku matematika berbahasa daerah.
Withen berencana mendaftarkan 38 buku lainnya, dengan buku matematika sebagai yang paling potensial karena masih jarang tersedia dalam bahasa daerah.
Ia berharap anak-anak dari tingkat PAUD hingga SMA dapat belajar matematika dalam bahasa ibu mereka dan menciptakan sistem perhitungan yang seragam di Provinsi Papua Pegunungan.
Lihat postingan ini di Instagram
Di banyak daerah di Papua, bahasa daerah masih menjadi bahasa utama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sering menjadi kendala dalam pendidikan karena sebagian besar buku pelajaran menggunakan bahasa Indonesia, yang belum sepenuhnya dikuasai oleh anak-anak di usia dini.
Dengan adanya buku matematika dalam bahasa daerah, mereka dapat lebih cepat memahami materi tanpa hambatan oleh keterbatasan bahasa.
Aktivis ini menyadari bahwa banyak anak Papua yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran matematika karena perbedaan bahasa. Oleh karena itu, ia mulai menerjemahkan konsep-konsep dasar matematika ke dalam bahasa daerah Papua.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Meskipun inisiatif ini mendapat tanggapan positif, tantangan tetap ada, seperti keterbatasan dana untuk mencetak dan mendistribusikan buku ke daerah-daerah terpencil.
Aktivis ini berharap dukungan dari pemerintah dan pihak swasta agar lebih banyak anak Papua bisa mendapatkan akses ke buku ini dan menikmati pendidikan yang lebih inklusif.
Dengan adanya buku matematika dalam bahasa daerah, anak-anak Papua kini memiliki peluang lebih besar untuk memahami pelajaran dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah mereka. [Din]