ChanelMuslim.com – Peningkatan program diploma tiga jadi sarjana terapan merupakan terobosan baru yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi). Alasan peningkatan ini dilakukan agar bisa menjadi kekuatan bangsa.
Baca Juga: Uni Eropa Resmi Tutup Pekan Diplomasi Iklim 2021, Aksi dan Ambisi jadi Kunci Suksesnya
Peningkatan Program Diploma Tiga jadi Sarjana Terapan
Adapun mengenai tahapannya adalah melalui dua tahap, yakni tahapan yang diproses di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan tahapan yang ke depannya akan diproses oleh BAN-PT.
Sementara itu, prosedur yang akan dilakukan di tingkat pengusulan peningkatan diploma tiga menjadi sarjana terapan adalah perubahan kelembagaan program studi dari yang entitasnya D3 menjadi entitas baru yaitu sarjana terapan.
Dikutip dari kemdikbud.go.id, dalam acara Webinar Peningkatan Program Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan yang diadakan pada Selasa, (14/12/2021), Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengatakan agar upgrading D3 menjadi D4 itu relatif berkembang sehingga kelak upgrading ini menjadikan yang berkompeten dan unggul, bukan hanya sekadar lulusan berijazah lulusan S1 sarjana terapan.
Ia menambahkan, adanya peningkatan program ini bukan merupakan sebuah kewajiban. Sehingga, dosen maupun pimpinan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi tetap dapat mempertahankan program studi diploma tiga yang dimilikinya.
Menurut hasil survei per 10 Oktober 2021, jumlah prodi di Indonesia mencapai 35.900 dengan prodi S1 saat ini menduduki proporsi sekitar 84,8 persen.
Sedangkan sarjana terapan hanya 2 persen, dan D3 hanya 13,1 persen, serta 0,1 persen sisanya adalah D2 dan D1 merupakan angka yang mengindikasi adanya kesenjangan.
Melihat hal itu, Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Vokasi, Henri Tambunan mengatakan bahwa dengan adanya peningkatan program diploma tiga menjadi sarjana terapan menjadikannya satu terobosan sekaligus solusi tersendiri.
“Tampak ketidaksepadanan antara D4, D2, dan prodi lainnya. Berdasarkan hal tersebut mengakibatkan banyak kebutuhan jabatan atau pekerjaan yang seharusnya menjadi porsi lulusan D4 akhirnya diisi oleh lulusan S1 atau sarjana akademik,” pungkas Henri.
Kemudian, Henri menambahkan, sebagaimana pendidikan vokasi diarahkan meluluskan SDM yang terampil dan mudah terserap di dunia kerja, maka itu salah satu ciri pendidikan vokasi adalah menjalin kemitraan dengan industri.
“Ketautsesuaian (link and match) antara Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) tentu sangat dibutuhkan untuk menghasilkan lulusan yang relevan di dunia kerja, dan arah kebijakan link and match itu sejalan dengan kebijakan kampus merdeka,” jelas Henri. [Cms]