ChanelMuslima.com – Tahun ini Indonesia menerapkan kurikulum 2013 yang mengusung pendidikan berbasis karakter. Harapannya dengan kurikulum 2013 ini dimana perilaku juga menjadi poin penilaian dan pembelajaran bagi siswa tidak hanya dari segi akademis atau pengetahuan kognitif saja akan dapat melahirkan generasi emas Indonesia yang lebih baik.
Pernahkah bertanya negara manakah yang memiliki kualitas pendidikan terbaik di dunia ini? Dan seperti apakah sistem pendidikan yang mereka terapkan disekolahnya?
Baca Juga: Masjid Istiqlal Buka Program Pendidikan Kader Ulama
Pendidikan Terbaik Di Dunia Justru Minim Tes Untuk Siswanya
Negara dengan Pendidikan Terbaik di Dunia adalah Finlandia. Peringkat satu dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA, mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental. Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas!
Finlandia adalah sebuah negara maju yang terletak di eropa bagian utara. Ibu kota negara Finlandia adalah Helsinki. Penduduknya sebesar 5 juta jiwa mendiami lebih dari 330.000 km2. Finlandia diakui dalam bidang perdagangan, teknologi, pembangunan berkelanjutan, pendidikan terbaik, pemerintah yang baik, dan kemakmuran. Finlandia adalah negara penghasil telepon genggam Nokia dan negeri kelahiran Angry Birds.
Bagaimana dengan pendidikan Finlandia ?
Dalam sistem pendidikan, Finlandia memakai cara yang berlainan dengan negara lain yaitu, dengan meminimumkan test dan memaksimalkan kolaborasi. Finlandia menjamin kesetaraan pendidikan dan mengutamakan proses pendidikan yang memahami keunikan dan peningkatan mutu yang dicapai. Pendidikan yang ramah dengan guru yang berkualitas dan pelayanan maksimal serta mengisi kelas dengan siswa berlatar belakang berbeda itulah faktor yang membuat pendidikan Finlandia menjadi yang terbaik. Meminimumkan test, tidak memberikan pekerjaan rumah, tidak ada kegiatan belajar tambahan diluar jam sekolah, tidak ada ranking, dan tidak ada ujian nasional begitulah sistem pendidikan di Finlandia. Finlandia Lebih mengutamakan kolaborasi daripada kompetisi.
Pendidikan di negara-negara yang memiliki rating pendidikan terbaik di dunia umumnya menerapkan sistem pengawasan yang ketat, akuntabilitas yang kuat atas hasil belajar siswa, memecat guru yang kurang berkualitas, dan menutup sekolah yang bermasalah. Sementara di Finlandia sedikit berbeda, Finlandia menggunakan sistem meningkatkan kekuatan pengajaran, membatasi tes siswa, mengutamakan tanggung jawab sebelum akuntabilitas, mendukung kepemimpinan dan dinas pendidikan. Cara Finlandia dalam mengontrol pendidikan dengan menanam kepercayaan, memperbesar otonomi, dan menoleransi keragaman pendidikan.
siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finnlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam per minggu.
Perkembangan pendidikan Finlandia dimulai pada tahun 1970-an yang dilaksanakan dengan guru-guru profesional dan melayani keunikan setiap siswa dan tidak hanya fokus pada pendidikan akademik. Reformasi pendidikan Finlandia dimulai sejak 40 tahun yang lalu secara bertahap dan membuahkan hasil seperti sekarang. Cara yang ditempuh Finlandia dalam reformasi pendidikan dianggap unik dan menarik, karena berbeda dengan negara lain. Menurut penilaian yang diberlakukan oleh Organization for economic Coorporation and Development (OECD).
Guru Adalah Kunci Dari Keberhasilan Pendidikan Finlandia
Lalu apa yang menjadi faktor terpenting dari pendidikan di Finlandia?
Ternyata Kuncinya terletak pada kualitas guru!
Guru-guru Finlandia bisa jadi adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah terlalu besar. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Tingkat persaingan lebih ketat dibandingkan masuk ke fakultas bergengsi lain seperti fakultas hukum atau kedokteran! Bandingkan dengan Indonesia yang guru-gurunya hanya memiliki kualitas seadanya dan merupakan hasil didikan perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula.
Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan pelatihan guru yang berkualitas, tak salah jika mereka menjadi guru-guru dengan kualitas luarbiasa. Dengan kualifikasi dan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri.
Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justru percaya bahwa ujian dan test itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak test membuat guru cenderung mengajar siswa hanya untuk lolos ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Kalau siswa bertanggungjawab, guru bekeja lebih bebas karena tidak harus selalu mengontrol mereka. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Kita tidak belajar apa-apa kalau kita hanya menuliskan apa yang dikatakan oleh guru.
Di Finlandia guru tidak mengajar dengan metode ceramah. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan. Siswa yang lambat mendapat dukungan secara intensif baik oleh guru maupun siswa lain. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaannya antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk.
Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dan lain sebagainya. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
Kehebatan dan keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, kata seorang guru, maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya!
Itu benar-benar ucapan guru yang sangat bertanggungjawab.
Guru profesi yang diimpikan Pemuda Finlandia
Ya, guru di Finlandia adalah profesi yang terhormat. Banyak anak muda yang bercita-cita menjadi seorang guru. Hal ini sedikit berbeda dengan negara kita, jiwa muda lebih suka mencalonkan dirinya menjadi seorang caleg ketimbang ingin menjadi guru. Menjadi caleg tidak disalahkan tetapi alangkah lebih baiknya untuk menjadi seorang guru, apalagi menjadi seorang guru didaerah yang terpencil itu lebih mulia.
Pemilihan calon guru di Finlandia sangat ketat hanya 5% pelamar yang diterima untuk pendidikan S1 dan 20% untuk pelamar S2. Sehingga dengan seleksi yang ketat menghasilkan guru yang berkualitas.
Fakta menarik dari sistem pendidikan Finlandia.
Fakta menariknya yaitu, biaya makan siang, biaya buku, biaya pendidikan ditanggung oleh pemerintah alias Gratis.
Jika Finlandia saja membutuhkan waktu 40 tahun untuk terus meningkatkan kualitas pendidikannya semoga Indonesia bisa lebih baik lagi dengan memulainya dari kurikulum 2013 yang semoga tidak hanya penerapan kebijakan pendidikan nasional tanpa ada perbaikan dari keseluruhan aspek pendukung, baik sarana/prasarana maupun kualitas tenaga pengajarnya.
Referensi: