ChanelMuslim.com – Buku “Generasi Menulis” meninggalkan kesan kepada pembacanya bahwa menulis itu mudah. Setelah membaca buku ini, pembaca seperti diberikan keyakinan baru sekaligus kepercayaan diri dalam menulis.
Baca Juga: Rumus Labrak dalam Menulis
Resensi Buku Generasi Menulis, ternyata Menulis itu Mudah
Hal ini disebabkan pembahasannya yang tidak langsung masuk ke intinya begitu saja.
Buku ini cukup sistematis dalam pembahasannya karena mulai membahas dari hal paling dasar dahulu.
Pada 20 halaman pertama, pembaca langsung disajikan mindset dan prinsip apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang penulis agar tidak berhenti di tengah jalan.
Mas Ahmad Rifa’i Rif’an mengingatkan bahwa mindset yang harus dimiliki penulis itu ada tiga, yaitu menulis itu belajar, menulis itu berbagi, dan menulis menjadi prasasti pikiran. Mindset-mindset inilah yang akan menguatkan seorang penulis agar tidak goyah.
Seperti diketahui, jalan menjadi penulis itu tidak mudah dan cepat. Perlu pengorbanan waktu dan kegigihan agar bisa menyelesaikan satu buah naskah menjadi sebuah buku yang layak terbit. Apabila mindset dan prinisipnya tidak tepat, maka akan cepat menyerah
Inilah alasan mengapa Mas Ahmad Rifa’i meletakkan dua pembahasan tersebut di halaman-halaman awal buku ini.
Selain itu, Ahmad Rifa’i Rif’an, sang penulis buku ini juga memaparkan tentang generasi menulis. Sesuai judulnya, buku ini benar-benar ditulis dengan tujuan agar bisa menciptakan generasi menulis, khususnya dari kalangan anak muda.
Baca Juga: Self Editing dalam Menulis Cerpen
Poin-poin yang Membuat Pembaca Lebih Peduli
Pada awal buku, Mas Ahmad Rifa’i Rif’an juga langsung menuliskan terlebih dahulu penyebab utama rendahnya tradisi menulis.
Poin-poin yang dituliskan membuat pembaca lebih perhatian sekaligus peduli serta ingin bergerak bersama untuk mewujudkan generasi menulis.
Pembaca jadi tahu bahwa penyebab rendahnya tradisi menulis itu apa, sehingga bisa menghindarinya agar bisa menjadi bagian dari generasi menulis.
Intinya, buku ini sangat cocok bagi kamu yang memiliki impian menjadi penulis dan tidak tahu harus mulai dari mana.
Ketika baca buku ini, akan timbul rasa ingin segera menuliskan hal-hal yang baik dan bermanfaat seperti yang selalu ditegaskan oleh Mas Ahmad Rifa’i Rif’an.
Dalam segi kekurangannya, buku ini bisa kita bilang hanya fokus dalam membahas non fiksi. Mungkin, karena memang latar belakang penulis yang sudah banyak menulis buku-buku best seller non fiksi populer.
Akan tetapi, Mas Ahmad Rifa’i juga tidak jarang menyinggung sedikit tentang cerpen atau cerita fiksi yang intinya tahapan menulisnya sama dengan non fiksi.
Sama-sama harus melakukan riset terlebih dahulu sebelum menulis. Selain itu, buku ini lebih cocok ke arah sebagai motivasi atau penyemangat kita dalam menulis.
Namun, bukan berarti buku ini kosong tidak berarti atau tidak ada hal-hal yang bisa diaplikasikan di dalamnya.
Dalam buku ini, Mas Ahmad Rifa’i juga memberikan banyak tips kepenulisan, strategi, dan membagikan pengalaman-pengalaman menulisnya sehingga bisa menjadi penulis buku best seller.
Hanya saja, memang pembahasan terkait teknik kepenulisannya tidak begitu mendalam. Namun, kita tetap bisa mengambil banyak inspirasi dan teknik kepenulisan dari buku terbitan Quanta ini. [Cms]