ChanelMuslim.com – Akhir-akhir ini tanah air dihebohkan dengan pernyataan salah satu influencer instagram yang menutuskan childfree. Childfree adalah keputusan tidak ingin memiliki anak, dan tidak ingin memikul tanggung jawab sebagai orang tua.
Pro kontra pun bermunculan akibat keputusannya tersebut. Dari suara pro, banyak mendukungnya dengan berbagai alasan. Alasan-alasan yang sering dijumpai adalah terkait hak kebebasan bagi perempuan yang nantinya akan menanggung lelah saat mengandung.
Alasan lain yaitu kehidupan bagi pasangan suami istri akan berubah dan lebih runyam saat memiliki anak. Mereka tidak mau mengorbankan apa yang mereka miliki mulai dari tenaga, harta, dan pikiran untuk anak.
Adapula alasan-alasan singkat seperti, tidak tertarik dengan anak-anak. Serta alasan lainnya yang dianggap bertanggung jawab karena tidak ingin merusak alam dengan membludaknya manusia.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 67, Allah Bisa Mengubah Wujud Manusia
Tafsir Surah Al-Furqon ayat 74: Kehadiran Anak dan Tanggung Jawab Orang Tua
Sedangkan dari pihak kontra dengan childfree, beranggapan hal ini bertentangan fitrah seorang perempuan, menolak rezeki dari Allah, bertentangan dengan syari’at yang menganjurkan supaya umat Islam harus banyak.
Terkait masalah ini mari kita perhatikan bagaimana Al-Qur’an memandang kehadiran anak. Dalam surah Al-Furqon ayat 74 Allah berfirman:
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Pada dasarnya keinginan memiliki anak adalah sebagai penyejuk mata atau dalam arti sumber kebahagiaan. Ia akan menjadi pelipur lara bagi jiwa orang tuanya.
Anak juga sebagai wasilah menuju kebahagiaan yang abadi, oleh karena itu kehadiran anak pastinya diiringi dengan tanggung jawab pendidikan. Wahbah Az-Zuhaili mengatakan kehadiran anak diiringi dengan kemauan untuk memberinya petunjuk berupa ketaatan kepada Allah.
Tanggung jawab ini yang nantinya dipikul oleh orang tua dengan memberikannya sebaik-baik pendidikan. Segala sesuatu ada konsekuensinya dan ada pula keuntungannya.
Konsekuensi ada saat orang tua tidak memiliki cukup ilmu dalam pendidikan anak sehingga anak-anak tidak menjadi seperti harapannya (harapan umat)
Atau konsekuensi yang akan diterima dalam proses pendidikan seperti, kelelahan ibu saat mengandung, menyusui, menyapih dan seterusnya. Begitu pula kelelahan seorang ayah karena mencari nafkah, melindungi keluarga dst, termasuk kelelahan saat mendidik mereka.
Segala kelelahan itu tentunya akan menuai hasilnya saat anak berhasil menjadi shalih dan shalihah, mengalirkan pahala didikan orang tuanya. Maka berdasarkan dalil di atas Wahbah Az-Zuhaili dalam tafsirnya Tafsir Al-Munir mengatakan bahwa kehadiran seorang anak selain sebagai hiburan dan penenang orang tua, juga sebagai bentuk konstribusi kepada umat untuk melahirkan generasi pemimpin kebaikan.
Jika dunia ini telah hiruk hipikuk dengan kerusakan, maka menghentikan lahirnya generasi pemimpin kebaikan adalah lari dari tanggung jawab.[Ln]