ChanelMuslim.com – Lima Perkara Yang Nabi Saw Meminta Perlindungan Kepada Allah Agar Terhindar Darinya.
Oleh: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag
b) Berlindung dari sikap jubn atau pengecut ( الجبن ), yaitu suatu sikap pragmatis, mencari selamat dan keuntungan pribadi, tidak berani dan tidak mau berkorban untuk menegakkan kebenaran. Sikap jubn seperti ini diantaranya dimiliki oleh orang-orang munafik, sebagaimana difirmankan Allah Swt dalam Al-Qur’an;
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِینَ نَافَقُوا۟ یَقُولُونَ لِإِخۡوَ ٰنِهِمُ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ لَىِٕنۡ أُخۡرِجۡتُمۡ لَنَخۡرُجَنَّ مَعَكُمۡ وَلَا نُطِیعُ فِیكُمۡ أَحَدًا أَبَدࣰا وَإِن قُوتِلۡتُمۡ لَنَنصُرَنَّكُمۡ وَٱللَّهُ یَشۡهَدُ إِنَّهُمۡ لَكَـٰذِبُونَ, لَئنۡ أُخۡرِجُوا۟ لَا یَخۡرُجُونَ مَعَهُمۡ وَلَىِٕن قُوتِلُوا۟ لَا یَنصُرُونَهُمۡ وَلَىِٕن نَّصَرُوهُمۡ لَیُوَلُّنَّ ٱلۡأَدۡبَـٰرَ ثُمَّ لَا یُنصَرُونَ)
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudaranya yang kafir di antara Ahli Kitab, “Sungguh, jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun demi kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantumu.”
Dan Allah menyaksikan, bahwa mereka benar-benar pendusta. Sungguh, jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan jika mereka di-perangi; mereka (juga) tidak akan menolongnya.
Dan kalau pun mereka menolongnya pastilah mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan (QS. Al-Hasyr 11 – 12)
Baca Juga: Lima Perkara Nabi Saw Meminta Perlindungan Kepada Allah (1)
Lima Perkara Nabi Saw Meminta Perlindungan Kepada Allah (2)
c) Berlindung dari fitnatus Shadr ( فتنة الصدر ). Ulama beragam dalam menerjemahkan makna dari fitnatus Shadr.
Dalam kitab Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud disebutkan beberapa pendapat, diantaranya pendapat Ibnu Al-Jauzy yang mengatakan bahwa yg dimaksud dgn fitnatus shadr adalah meninggal dunia sebelum sempat bertaubat.
Sementara Al-Asyrafy mengemukakan bahwa yg dimaksud adalah sifat hasad, dengki, akhlak yg buruk, keyakinan yg bertentangan dgn keridhaan Allah Swt yang masih tersimpan di dalam dada (hati) seseorang.
Pada intinya, fitnatus Shadr adalah perbuatan dosa, dan keburukan yg tersimpan di dalam diri seseorang, yg dibawa hingga meninggal dunia, dan belum sempat bertaubat kepada Allah Swt, na’udzubillahi min dzalik.
Bersambung…