“SESUNGGUHNYA al-Qur’an itu diturunkan dalam tujuh huruf”, maka bacalah mana yang kalian anggap mudah. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasai, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Jarir).
Ustaz Slamet Setiawan, S.H.I. menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut.
Perbedaan Pendapat Para Ulama tentang Arti Al-Qur’an Diturunkan dalam Tujuh Huruf
Sebagian berpendapat tujuh bahasa dari kalangan orang Arab. Yang dimaksud dengan tujuh bahasa tersebut adalah: Quraisy, Tsaqif, Hawazan, Kinanah, Tamim, dan Yaman.
Lainnya mengatakan tujuh bahasa dari orang Arab yang menjadi tempat Al-Qur’an diturunkan. Kebanyakan yang dipakai adalah bahasa Quraisy, ada pula yang merupakan bahasa Hudzail, Tsaqif, Kinanah, Tamim, dan Yaman.
Di lain pihak, sebagian ulama membenarkan pendapat ini karena didukung oleh Baihaqi dan dipilih oleh Bukhari serta Pengarang kitab Kamus.
Tujuh huruf maksudnya tujuh macam (bagian) di dalam Al-Qur’an. Di antara mereka ada yang mengatakan: amr, nahi, halal, haram, muhkam, mutasyabih, dan amtsal.
Ulama lainnya mengatakan: wa’du, wa’id, halal, haram, mawaid, amtsal, dan ihtijaj. Pendapat lainnya lagi mengatakan: muhkam, mutasyabih, nasikh, mansukh, khusus, umum, dan qasas.
Yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah beberapa segi lafal yang berbeda, dalam satu kalimat dan satu arti seperti lafal: halumma, aqbil, ta’al, ajjil, isra’, qasdi, dan nahwi.
Lafal yang tujuh memiliki satu pengertian, yaitu perintah untuk menghadap. Pendapat ini dikemukakan oleh kebanyakan ahli fikih dan ahli hadis, antara lain Ibnu Jarir, At-Tabari, dan At-Tahawi.
Baca Juga: Dahsyatnya Pertukaran Udara Saat Membaca Al-Quran
Maksud Tujuh Huruf adalah Perbedaan dalam Tujuh Hal
Yang dimaksud tujuh huruf adalah mengenai perbedaan dalam tujuh hal:
a. Perbedaan bentuk isim (mufrad, mutsana, jama’, mudzakar, dan muanats).
وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِاَمَانَاتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ (المؤمنون : 8)
Dari bentuk jamak di atas bisa dibaca dalam bentuk mufrad
لِاَمَانَتِهِمْ
b. Perbedaan bentuk fi’il (madhi, mudhari’ amr)
رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ اَسْفَارِنَا (سبأ : 19)
رَبَّنَا بَاعَدَ
Bentuk fi’il amr di atas bisa dibaca dalam bentuk fi’il madhi
رَبُّنَا بَعَّدَ
c. Perbedaan ibdal (penggantian) berupa huruf
وَ انْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْسِزُهَا (البقرة : 259) >> نُنْشِرُهَا
وَ طَلْحٍ مَنْضُوْدٍ (الواقعة : 29) >> طَلْعٍ
وَ تَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِالْمَنْفُوْشِ (القارعة : 5) >> كَالصُّوْفِ
Bisa dibaca dengan menggantikan huruf
d. Perbedaan taqdim (mendahulukan) dan takhir (mengakhirkan)
وَ جَاءَتْ سَكَرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ >> وَ جَاءَتْ سَكَرَةُ الْحَقِّ بِالْمَوْتِ(ق : 19)
فَيَقْتَلُوْنَ وَ يَقْتُلُوْنَ >> فَيَقْتُلُوْنَ وَ يُقْتَلُوْنَ
e. Perbedaan bentuk i’rab (rafa’, nasab, jarr, jazam)
وَ اَرْجُلَكُمْ >> وَ اَرْجُلِكُمْ / مَا هذَا بَشَرًا >> مَا هذَا بَشَرٌ (يوسف : 31) / ذُو الْعَرْشِ الْجِيْدِ >> ذُو الْعَرْشِ الْجِيْدُ (البروج : 15)
f. Perbedaan ziyadah (penambahan) dan nuqshon (pengurangan)
وَ مَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَ الْاُنْثى (الليل : 3) / وَ قَلُوْا اتَّخَذَ
g. Perbedaan lahjah tentang tafkhim, tarqiq, imalah, idzhar, dan idgham
Baca Juga: Alquran yang Ditinggalkan
Bacaan imalah
Hal ataaka hadiitsu muusaa
هَلْ اَتَاكَ حَدِيْثُ مُوْسى
Hal ateeka hadiitsu muusee
Perbedaan dialek bangsa Arab tersebut membuat al-Qur’an yang diwahyukan Allah Subhanahu wa taala kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menjadi sempurna kemu’jizatannya. Ia dapat menampung berbagai dialek dan macam-macam cara membaca al-Qur’an sehingga memudahkan mereka untuk membaca, menghafal dan memahaminya.[ind]