VISI Ramadan adalah Takwa, ditulis oleh Ustaz Iman Santoso, Lc. Allah Ta’ala berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
[Surat Al-Baqarah: 183]
Disebutkan dalam kitab Majma’ Az-Zawa’id karya Al-Haitsami sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud tentang keutamaan Ramadhan, bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda- ketika hilal Ramadan sudah muncul-:” Kalau seandainya hamba-hamba Allah mengetahui keutamaan Ramadan, niscaya umatku berharap bahwa setahun penuh adalah bulan Ramadan”.
Seseorang dari Khuza’ah berkata, “Ceritakan pada kami wahai Rasulullah!” Rasul bersabda: ”Sesungguhnya surga berhias untuk bulan Ramadan, dari awal tahun ke awal tahun. Sehingga ketika masuk awal bulan Ramadan, bertiuplah angin dari bawah ‘Arsy, dan menggerakkan dedauan surga. Bidadari melihat itu dan berkata, “Wahai Rabb kami, jadikanlah kami istri-istri hambamu di bulan ini di mana hati kami merasa damai dengan mereka dan mereka juga damai dengan kami. Maka tidaklah seorang hamba berpuasa Ramadan kecuali dinikahkan dengan bidadari dalam kemah mutiara sebagaimana disebutkan Allah dalam Al-Qur’an {حور مقصورات في الخيام} .
Pada setiap wanita memiliki 70 kalung, setiap kalung punya warna tersendiri. Dan diberi 70 macam wangi-wangian yang berbeda. Setiap wanita memiliki 70 tempat tidur dari Yaqut berwarna merah bercampur berlian. Dan setiap tempat tidur memiliki 70 permadani di dalamnya di balut kain sutra. Di atas 70 permadani ada 70 singgasana”.
Baca juga: Ramadan Karim, Menuju Kemuliaan Umat
Para ulama menyebutkan bahwa hadits ini dhaif. Tetapi sebagian ulama menyebutkan hadits dhaif boleh digunakan untuk keutamaan amal.
Hadits yang membicarakan tentang keutamaan Ramadan tersebut tidak jauh berbeda maknanya dengan hadits-hadits shahih. Dan jika disinkronkan dengan realita yang terjadi di bulan Ramadan, hal itu juga sangat sesuai. Hadits-hadits shahih menyebutkan bahwa ketika datang Ramadan pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu. Dan realitas yang terjadi mendukung hal itu.
Banyak manusia yang mendapat hidayah dan masuk Islam, demikian juga banyak umat Islam yang bertobat di bulan Ramadan. Masjid dan mushala ramai dikunjungi jamaah. Semarak keagamaan begitu terasa di kantor-kantor, di tempat umum dan di perumahan.
Demikianlah keutamaan Ramadan, seluruh makhluk Allah, disiapkan, dikondisikan dan diarahkan oleh Khaliknya untuk menyambut dan berkhidmah di bulan Ramadan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Malaikat Jibril dan malaikat-malaikat lain turun, khususnya di malam kemuliaan (Lailatul Qadr), surga berhias, bidadari berhias, neraka ditutup, syetan dibelenggu semuanya untuk menyambut Ramadan.
Berbahagialah orang-orang beriman yang menyambut seruan ibadah di bulan Ramadan. Karena mereka akan mendapatkan predikat takwa, suatu predikat dan tingkatan yang paling tinggi di sisi Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah 183).
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu” (QS Al- Hujuraat 130.
Visi Ramadan
Visi Ramadan adalah Takwa, sebuah adalah kualitas diri bagi orang-orang beriman. Sesuai dengan maknanya, orang bertaqwa adalah orang-orang yang senantiasa menjaga, memelihara, berhati-hati dan takut. Mereka senantiasa berupaya untuk melakukan penjagaan dan pemeliharaan bagi dirinya dari apa yang mereka takutkan, yaitu ancaman Allah, dengan cara melaksanakan setiap perintah Allah dan meninggalkan setiap larangan-Nya. Umar bin Khattab ra bertanya kepada Ubay bin Ka’ab ra. tentang taqwa, maka Ubay berkata kepadanya: “Apakah kamu telah melalui jalan yang berduri?” Jawab Umar: “Ya”, Ubay bertanya lagi: “Lalu apa yang kamu lakukan?” Jawab Umar: “Aku menghindar (berhati-hati) dan berusaha keras untuk menghindarkannya”.
Ubay berkata: “Itulah dia taqwa!”
Dalam kaitan ini, berkata Ibnu Mu’taz dalam syairnya:
Tinggalkanlah dosa baik yang kecil maupun yang besar, itulah taqwa.
Jadikanlah kamu seperti orang yang berjalan di atas tanah yang banyak duri,
maka akan berhati-hati dengan apa yang terlihat.
Jangan remehkan dosa kecil,
karena gunung itu kumpulan dari sejumlah batu kecil.
Taqwa pada hakikatnya adalah suatu sikap yang selalu sadar dan senantiasa waspada terhadap bahaya duri-duri kehidupan yang menghalangi jalan kehidupan, berupa duri-duri syahwat dan kesenangan, sifat tamak dan berlebih-lebihan, duri-duri kesombongan dan keserakahan. Taqwa akan menyebabkan orang akan selalu berhati-hati dari setiap makanan yang masuk ke dalam perutnya dan mata pencarian yang diusahakannya, karena makanan yang haram dan mata pencarian yang bathil akan menjerumuskan orang ke neraka.
Berkata Ali bin Abi Thalib ra.: “Taqwa ialah ridha pada yang sedikit (berupa dunia), beramal sesuai dengan Al-Qur’an yang diturunkan Allah, bertawakal kepada Allah yang Maha perkasa dan selalu bersiap menghadapi hari kematian”.
Orang-orang bertaqwa secara umum diberikan keutamaan oleh Allah dengan dua kekuatan, kekuatan motivasi (quwwatul indifaa’) untuk melakukan amal shalih dan kebaikan dan kekuatan pengendalian (quwwatul imsaak) dari hal-hal yang diharamkan Allah. Dua kekuatan inilah yang menjadikan orang-orang betaqwa paling bermanfaat hidupnya di dunia. Dan dengan kekuatan inilah orang-orang bertaqwa mendapatkan banyak pertolongan dari Allah. Dan pertolongan itu banyak terjadi dan diberikan di bulan Ramadan.
Oleh karena itu, inilah Visi Ramadan, mengantarkan manusia untuk beriman dan mengantarkan orang beriman untuk bertaqwa kepada Allah. Dan ketika manusia sudah mendapat predikat beriman dan bertaqwa, niscaya mereka akan meraih kesuksesan dan kemenangan di dunia dan akhirat. Semoga kita termasuk.
“Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, yaitu di dalam taman-taman (Surga) dan mata air-mata air; mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadapan, demikianlah, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah. Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan tenteram, mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya, selain kematian pertama (di dunia). Allah melindungi mereka dari azab neraka, itu merupakan karunia dari Tuhanmu. Demikian itulah kemenangan yang agung.” (QS Ad-Dukhan 51- 57).[ind]