PUASA ular dan puasa ulat ternyata memiliki perbedaan yang sangat jauh. Dari kedua binatang melata ini, kita mengambil pelajaran dan hikmah tentang ibadah puasa yang juga kita lakukan.
Dikutip dari berbagai sumber, puasa ular dilakukan agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu cara yang harus dilakukannya adalah ia harus mengganti kulitnya secara berkala.
Dan untuk mengganti kulit tersebut, sang ular tidak serta merta bisa langsung menanggalkan kulit lamanya.
Namun, ia harus berpuasa dalam kurun waktu tertentu terlebih dahulu. Setelah puasanya selesai, maka kulit luar akan terlepas dan muncullah kulit yang baru.
Ibroh atau hikmah yang dapat kita ambil dari puasanya ular yaitu sebagai berikut.
1. Wajah ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
2. Nama ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni ular.
3. Makanan ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
4. Cara bergerak sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
5. Tabiat dan sifat sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
baca juga: 9 Hal yang bisa Membatalkan Puasa
Beda Puasa Ular dan Puasa Ulat
Puasa Ulat
Ulat termasuk hewan yang rakus karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan.
Akan tetapi, begitu sudah bosan menjadi ulat, ia akan melakukan perubahan dengan cara berpuasa untuk menjadi kupu-kupu.
Dan puasa yang ia kerjakan benar-benar sangat berkualitas, mulai dari mengasingkan diri, menjauhkan dari tempat makanan, hingga membungkus badannya dengan kepompong.
Jadi, ia benar-benar berpuasa bukan sekadar menahan lapar dan haus saja tetapi mulut, mata dan anggota tubuh lainnya juga berpuasa dan berusaha menghindari segala bentuk hawa nafsu yang dapat mengganggu puasanya.
Dan setelah berminggu-minggu berpuasa, maka keluarlah dari kepompong seekor makhluk baru yang sangat indah bernama Kupu-kupu.
Ibroh atau hikmah dari puasanya ulat yaitu sebagai berikut.
1. Wajah ulat sesudah puasa berubah indah mempesona.
2. Nama ulat sesudah puasa berubah menjadi kupu-kupu.
3. Makanan ulat sesudah puasa berubah menjadi mengisap madu.
4. Cara bergerak ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah terbang di awang-awang.
5. Tabiat dan sifat berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun.
Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu penyerbukan bunga.
Demikianlah sesungguhnya hakikat dari puasa kita harus bisa berubah menjadi lebih baik.
Sebab puasa bukanlah hanya sekadar menahan lapar dan haus saja, namun kita juga harus menahan dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, sehingga ke depan kita bisa menjadi lebih baik lagi dari pada hari ini.
Puasa adalah sarana pendidikan untuk melatih diri agar kita bisa bersabar dan mampu meninggalkan hal-hal yang tidak baik.
Dengan berpuasa, seseorang menjadi pribadi yang lebih bertakwa, lebih semangat melakukan amal shalih, dan mampu mengendalikan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang mendatangkan dosa.
Semoga dengan puasa ini, kita semua mampu menjalankan puasa sebagaimana seekor ulat sehingga ketika Ramadan usai, ada perubahan yang lebih baik dalam diri kita. Aamiin.[ind]