RAMADAN Karim, Menuju Kemuliaan umat, ditulis oleh Ustaz Iman Santoso, Lc. yang mengawali tulisannya dengan Surat Al Baqarah ayat 183.
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” [Surat Al-Baqarah: 183]
Allah Maha Mulia menjadikan Ramadan bulan mulia (syahrun karim), menurunkan kitab yang mulia (Al-Quran Al-Karim) di bulan ini sebagai sumber ajaran Islam untuk menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia mahluk mulia. Dan Islam hadir untuk memuliakan manusia.
Berkata Umar bin Khattab ra
إنا كنا أذل قوم فأعزنا الله بالإسلام، فمهما ابتغينا العزة بغير ما أعزنا الله به أذلنا الله
Dahulu kami adalah kaum yang paling hina, maka Allah muliakan dengan Islam. Jika mencari kemuliaan dengan cara selain yang Allah muliakan, maka Allah akan menghinakan kami.
Umat Islam pernah berjaya dan memimpin dunia, ketika mereka berpegang teguh pada Islam. Sepanjang 13 abad menjadi pemimpin peradaban dunia dengan iman, ilmu dan amal. Menghadirkan keamanan, keadilan dan kesejahteraan. Kisah kejayaan Andalusia di Eropa sampai sekarang masih dapat disaksikan oleh penduduk dunia. Kemudian sejarah berputar, sesuai sunnatullah, ketika umat Islam menjauh dan berpaling dari Islam, maka kejayaan itu runtuh, diterpa problem internal dan konspirasi global. Terakhir pada era kekuasaan Turki Utsmani tahun 1924.
Kemudian Barat dan Timur sekuler memimpin dunia, dua kali terjadi Perang Dunia, jutaan umat manusia terbunuh. Umat Islam dan dunia Islam, mengalami kemundurannya, terpecah belah, terjajah, terbelakang dan menjadi santapan bangsa – bangsa yang rakus.
Penindasan terjadi baik di negeri muslim dan dunia Islam maupun di negara di mana umat Islam minoritas. Sebutlah beberapa di antaranya, di dunia Islam, umat Islam di Palestina dijajah, ditindas, diusir dan dibantai di tengah mayoritas muslim, penguasa muslim bahkan menindas rakyatnya sendiri. Mesir merupakan negara di mana umat Islam banyak terzhalimi. Begitu besar kezhalimannya, sampai Presiden Mesir yang dipilih oleh rakyat secara demokratis pun terzhalimi, dikudeta dan syahid di penjara, dunia diam atau bahkan mendukung kezhaliman itu.
Sementara di negara minoritas muslim lebih berat dan lebih parah lagi. Umat Islam Rohingya di Burma, Uighur di China, di India dll, umat Islam menjadi korban penindasan tiada henti, nyawanya murah bahkan tidak berharga. Sementara sebagian umat berfoya-foya dengan harta, wanita dan kuasa, sebagian lain terlilit problem kemiskinan, sebagian penguasa muslim bermain mata melakukan normalisasi dengan Israel dan membiarkan Palestina berjuang sendiri. Itulah realita umat Islam.
Datanglah bulan Ramadan, dan itu terjadi setiap tahun berulang kali. Ibadah inti Ramadan adalah puasa, dan puasa mengantarkan pada ketaqwaan, dan ketaqwaan mengantarkan pada kemuliaan. Semakin bertaqwa semakin mulia dan tinggi derajatnya. Allah Ta’ala berfirman:
“Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti” [Surat Al-Hujurat: 13]
Puasa bermakna imsak atau menahan makan, minum dan segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari disertai niat. Hikmah puasa berpengaruh langsung pada perbaikan jiwa.
Jiwa yang dapat mengendalikan dari berbagai keburukan dan kejahatan seperti, menipu, korupsi, berzina, mencuri, membunuh dan segala sifat kehinaan dan sifat hewan. Puasa menguatkan jiwa, menyehatkan hati, meningkatkan irodah sehingga semakin peduli, mencintai kebaikan dan terus beramal sholih.
Hikmah berikutnya, bahwa di bulan Ramadan syetan dibelenggu, sehingga manusia akan terbebas dari kejahatan yang dihembuskan syetan. Rasulullah saw mengajarkan doa kepada Abu Bakar.
Abdullah bin Umar ra, berkata; Sesungguhnya Abu Bakar pernah berkata; Wahai Rasulullah, ajari aku bacaan yang bisa aku baca di waktu pagi dan sore.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Wahai Abu Bakar katakanlah:
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Ya Allah, Dzat yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dzat pencipta langit dan bumi, Dzat yang menguasai segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan jiwaku dan kejahatan setan serta balatentaranya, sehingga aku berbuat keburukan terhadap diri atau aku mendorongnya (berbuat buruk) kepada seorang muslim.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Ramadan Karim, Menuju Kemuliaan Umat
Dua hal yang sangat penting dari doa ini, berlindung dari keburukan jiwa dan kejahatan syetan, keduanya merupakan sumber dan pangkal kejahatan. Di bulan Ramadan, keburukan jiwa dikendalikan dengan puasa dan syetan di belenggu, maka setiap muslim apapun kedudukannya baik rakyat biasa, pejabat maupun penguasa akan mulia jika menunaikan ibadah Ramadan.
Umat Islam secara makro akan mulia dengan Tarbiyah Ramadan. Puasa di siang hari, sholat malam atau Tarawih di malam hari, tilawah Al-Qur’an, infak dan berbagi, belajar Islam, dakwah, i’tikaf dll. Ramadan Karim, bulan untuk membentuk umat Islam menuju kemuliaan.
Baca juga: Ramadan sebagai Sarana Muhasabah
Ramadan adalah bulan Al-Qur’an:
“Bulan Ramadan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan – penjelasan mengenai pentunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (Al-Baqarah 185)
Wahyu Al-Qur’an merupakan faktor utama yang menjadikan Ramadan sebagai bulan yang berbeda, selain puasa. Seluruh Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia pada bulan Ramadan, dan seluruh kitab samawi diturunkan pada bulan Ramadan.
فعن واثلة بن الأسقع أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “أُنزِلَت صحُفُ إبراهيمَ أولَ ليلةٍ من رمضانَ، وأُنزلَت التوراةُ لستٍّ مَضَين من رمضانَ، وأُنزِلَ الإنجيلُ لثلاثِ عشرةَ ليلةً خلَتْ من رمضانَ، وأُنزلَ الزَّبورُ لثمانِ عشرةَ خلَتْ من رمضانَ، وأُنزِلَ القرآنُ لأربعٍ وعشرين خلَتْ من رمضانَ”. [أخرجه أحمد والبيهقي والطبراني، وإسناده حسن].
Dari Watsilah bin Al-Asqa’ bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadan, dan Taurat diturunkan pada enam hari setelah Ramadan, dan Injil diturunkan pada tiga belas hari setelah berjalan bulan Ramadhlan. Dan Zabur diturunkan delapan belas hari setelah berjalan bulan Ramadan dan Al-Qur’an diturunkan pada dua puluh empat hari setelah lewat Ramadan (malam ke 25).” [HR. Ahmad, Al-Baihaqi dan Al-Tabarani]
Berdasarkan hal tersebut, siapapun yang ingin menghidupkan Ramadan dan meraih ridha Allah di dalamnya hendaknya memberikan perhatian khusus pada Al-Qur’an, dan berdasarkan hal tersebut, yang diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan mulai saat ini adalah memulai dengan rencananya, tidak kurang dari satu juz sehari, dua atau tiga juz, dan siapa yang menambah lebih banyak, maka lebih baik.
Hidup bersama Al-Qur’an sangatlah penting, dan kebaikan Kitab Allah tidak terhitung banyaknya, dan keberkahannya tidak terbilang jumlahnya. Selamat kepada siapa pun yang menjadi sahabat Al-Qur’an. Semoga di hari kiamat datang sebagai pemberi syafaat baginya.[ind]