ADA tiga jenis hati manusia yang sangat penting dalam diri. Dalam hadis, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan mengenai pentingnya hati.
Qalbu atau hati memiliki kedudukan yang sangat penting dalam diri manusia, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ألا وإنَّ في الجَسَدِ مُضْغَةً، إذا صَلَحَتْ، صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وإذا فَسَدَتْ، فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، ألا وهي القَلْبُ.
“Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh jasad, namun apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh jasad.
Perhatikanlah, bahwa segumpal daging itu adalah hati!” (HR Bukhari dan Muslim).
Hati manusia adalah sumber kebaikan dan keburukan, sumber kebahagiaan dan sumber kesengsaraan, sumber kenikmatan dan sumber penderitaan.
Hati manusia seperti fisik, bisa hidup dan sehat, sakit, bahkan mati. Hati manusia juga seperti fisik butuh konsumsi atau asupan makanan.
Jika seseorang secara fisik sehat akan merasakan nikmatnya makanan demikian juga hati ketika sehat akan merasakan nikmatnya asupan keimanan, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
Dari Anas, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda:
“Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka.” [Mutafaqun alaihi]
Nikmatnya iman, ibadah dan amal shaleh akan diraih terkait cinta dan benci yang benar. Mencintai Allah Subhanahu wa taala dan Rasul-Nya di atas segalanya dan mencintai apa yang dicintai Allah Subhanahu wa taala dan Rasul-Nya serta membenci apa yang dibenci Allah Subhanahu wa taala dan Rasul-Nya.
وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (Al-Hujurat: 7)
Baca Juga: Tiga Keadaan Hati Manusia
Tiga Jenis Hati Manusia
Maka sehatnya hati adalah upaya yang harus dilakukan oleh manusia untuk meraih kebahagiaan dan nikmatnya kehidupan.
1. Hati yang sehat
Hati yang sehat adalah hati yang bersih dari kemusyrikan dan berupaya untuk beristighfar dan bertaubat atas segala dosa dan kemaksiatan yang dilakukan.
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (As-Syu’ara: 88-89).
2. Hati yang Sakit
Hati yang sakit adalah hati yang dipenuhi berbagai penyakit, baik penyakit berupa dosa syahwat maupun dosa syubuhat (salah faham pada Islam).
فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu ; dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta.” (Al-Baqarah: 10)
3. Hati yang mati
Hati yang mati adalah hati yang buta, hati orang kafir yang tidak dapat menerima cahaya Islam, mereka tidak dapat membedakan hak dan batil bahkan menganggap keburukan dan kejahatan adalah kebaikan.
أَوَمَن كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَٰهُ وَجَعَلْنَا لَهُۥ نُورًا يَمْشِى بِهِۦ فِى ٱلنَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُۥ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَٰفِرِينَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
“Dan apakah orang yang mati (hatinya) lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana?
Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir apa yang mereka kerjakan.” (Al-An’am 122).[ind]