Hati itu pusat kendali manusia. Jika hati baik, manusia akan baik. Begitu pun jika ia buruk.
Ada tiga keadaan hati manusia. Tiga keadaan ini menjadikan manusia berada dalam tiga kelompok besar.
Kelompok pertama adalah mereka yang beriman dan bertakwa. Hati mereka bersih dan sehat. Keadaanya seperti cermin yang mampu memantulkan kasih sayang Allah ke alam semesta.
Kelompok kedua mereka yang kafir. Hati mereka seperti besi yang berkarat. Jangankan memantulkan, cahaya yang bersinar hanya akan teredam begitu saja. Tak ada pengaruhnya sedikit pun.
Dikatakan kafir karena hati mereka tertutup. Orang Barat menyebut tertutup dengan cover. Sebuah kata yang dicopy-paste dari bahasa Arab, yaitu kafaro.
Hatinya tertutup dari cinta Allah. Padahal, seluruh alam raya tersinari oleh cinta-Nya tanpa batas. Perilakunya disebut kufur, dan orangnya dikatakan kafir.
Karena tertutup, hatinya seperti ‘kebal’ dengan ajakan, sentuhan, bahkan peringatan. Tidak akan ada pengaruhnya, diberikan atau tidak diberikan peringatan.
Kelompok ketiga disebut munafik. Hati mereka sakit. Bahkan stadium sakitnya bisa lebih parah dari sakit biasa.
Munafik adalah mereka yang menyembunyikan kekafiran dalam selubung status keimanan. Mereka mengaku beriman, tapi hatinya kafir.
Tiga keadaan hati ini Allah sebutkan dalam awal Surah Al-Baqarah. Mulai dari ayat kedua hingga ayat kedua puluh.
Tentang mereka yang beriman dan bertakwa disebutkan dalam empat ayat. Mereka yang kafir hanya dalam dua ayat. Dan menariknya, untuk munafik dalam tiga belas ayat.
Menjadi tiga keadaan hati ini tentu tidak dalam tiba-tiba. Melainkan dalam proses panjang, seiring sejalan dengan tumbuh kembang seorang anak manusia.
Paksakan hati dan diri untuk menjadi kelompok pertama. Yaitu, menjadi mukmin yang bertakwa. Apa pun godaan dan hambatannya.
Karena jika tidak menjadi kelompok yang pertama, na’udzubillah, mungkin hati akan tercemar ke kelompok yang kedua atau yang ketiga. [Mh]