ChanelMuslim.com – Surat Al-Baqarah ayat 5 masih menjelaskan terkait orang-orang yang bertakwa dalam ayat 2. Mereka adalah orang yang mendapat petunjuk dari Allah dan termasuk orang-orang yang beruntung.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 4, Percaya Kitab dan Hari Akhir
Isi Surat Al-Baqarah Ayat 5
أُو۟لَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْۖ وَأُو۟لَٰئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ﴿٥﴾
Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Baqarah[2]:5)
Dilansir channel telegram @alQuranQ, Allah berfirman bahwa yang dimaksud dengan mereka itu ialah orang-orang yang mempunyai ciri-ciri khas terdahulu, yaitu iman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan memberi nafkah dari rezeki yang diberikan Allah kepada mereka.
Selain itu, iman kepada kitab yang diturunkan kepada Rasulullah dan kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelumnya, dan yakin kepada kehidupan akhirat, yang hal ini menuntut persiapan sebagai bekal guna menghadapinya, yaitu mengerjakan amal-amal saleh dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan dari Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa makna “mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya” ialah tetap memperoleh nur dari Tuhan mereka dan tetap istiqamah (berpegang teguh) kepada Al-Qur’an yang disampaikan kepada mereka.
Wa ulaika humul muflihun, merekalah orang-orang yang beruntung, yakni orang-orang yang memperoleh apa yang mereka minta dan selamat dari kejahatan yang mereka menghindar darinya.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna firman-Nya, “Ulaika ‘ala hudam mirrabbihim,” ialah “sesungguhnya mereka tetap memperoleh nur (cahaya) dari Tuhannya, pembuktian, istiqamah, dan bimbingan serta taufik Allah buat mereka”.
Takwil firman-Nya, Ulaika humul muflihun ialah “Merekalah orang-orang yang sukses dan memperoleh apa yang mereka dambakan di sisi Allah melalui amal perbuatan mereka dan iman mereka kepada Allah, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya, dambaan tersebut berupa keberuntungan memperoleh pahala, kekal di surga, dan selamat dari siksaan yang telah disediakan oleh Allah buat musuh-musuh-Nya”.
Ibnu Jarir meriwayatkan sebuah pendapat dari sebagian kalangan ahli tafsir, bahwa isim isyarah diulangi di dalam firman-Nya:
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 3, Siapa yang Dimaksud Orang Bertakwa
Ditujukan kepada Orang-orang Beriman
Hal itu ditujukan kepada orang-orang beriman dari kalangan ahli kitab yang ciri-ciri khasnya telah disebutkan melalui firman-Nya: “Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu.” (Al-Baqarah: 4) hingga akhir ayat, seperti yang telah disebutkan perselisihan mengenainya.
Berdasarkan takwil ini, berarti diperbolehkan menganggap firman-Nya, ‘”Wallazina yu-minuna bima unzila ilaika,” bersifat munqati’ (terpisah) dari ayat sebelumnya, dan kedudukan i’rab-nya marfu’ karena dianggap sebagai mubtada, sedangkan khabar-nya adalah firman Allah swt, “Wa ulaika humul muflihun”
Ibnu Jarir sendiri memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud adalah kembali kepada semua orang yang telah disebut sebelumnya dari kalangan orang-orang beriman bangsa Arab dan orang-orang beriman dari kalangan ahli kitab.
Beliau memilih pendapat ini karena berdasarkan kepada sebuah asar yang diriwayatkan oleh As-Saddi, dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah Al-Hamadani, dari Ibnu Mas’ud, dan dari sejumlah sahabat Rasulullah.
Orang-orang yang beriman kepada yang gaib, mereka adalah orang-orang mukmin bangsa Arab. Sedangkan mereka yang beriman kepada kitab yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu maksudnya ialah orang-orang beriman dari kalangan ahli kitab. [Cms]