SEBAIK-BAIKNYA manusia adalah yang paling bermanfaat terhadap sesama manusia. Di dalam hadis, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan mengenai manusia yang terbaik.
Ustaz Iman Santoso, Lc. menukil hadis berikut yang pendek narasinya tapi sarat makna.
خيرُ الناسِ أنفعُهم للناسِ .
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat terhadap sesama manusia.”( HR Ibnu Hibban dan At-Tabrani)
Kualitas manusia bukan ditentukan oleh penampilan, kedudukan, banyaknya harta dan status sosial.
Akan tetapi, karena manfaat dan daya guna yang diberikan kepada sesama manusia, baik orang tua, anak, pasangan (istri/suami), saudara, kerabat, tetangga, teman dan lainnya.
Manfaat bisa berupa urusan agama maupun dunia, bisa berupa bantuan materi atau nilai, atau bahkan hanya sekadar menghibur, memudahkan urusan dan senyum.
Baca Juga: 13 Manusia Terbaik dan paling Utama menurut Quran dan Sunnah
Sebaik-baiknya Manusia adalah yang Bermanfaat bagi Sesama
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadis lain:
أحبُّ الناسِ إلى اللهِ أنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ ، و أحبُّ الأعمالِ إلى اللهِ عزَّ وجلَّ سُرُورٌ يدْخِلُهُ على مسلمٍ ، أوْ يكْشِفُ عنهُ كُرْبَةً ، أوْ يقْضِي عنهُ دَيْنًا، أوْ تَطْرُدُ عنهُ جُوعًا ، و لأنْ أَمْشِي مع أَخٍ لي في حاجَةٍ أحبُّ إِلَيَّ من أنْ اعْتَكِفَ في هذا المسجدِ ، يعني مسجدَ المدينةِ شهرًا ،
و مَنْ كَفَّ غضبَهُ سترَ اللهُ عَوْرَتَهُ ، و مَنْ كَظَمَ غَيْظَهُ ، و لَوْ شاءَ أنْ يُمْضِيَهُ أَمْضَاهُ مَلأَ اللهُ قلبَهُ رَجَاءً يومَ القيامةِ ، و مَنْ مَشَى مع أَخِيهِ في حاجَةٍ حتى تتَهَيَّأَ لهُ أَثْبَتَ اللهُ قَدَمَهُ يومَ تَزُولُ الأَقْدَامِ ، و إِنَّ سُوءَ الخُلُقِ يُفْسِدُ العَمَلَ ، كما يُفْسِدُ الخَلُّ العَسَلَ
“Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia.
Dan amal yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah memberikan kegembiraan kepada muslim atau menghilangkan kesulitannya, atau membayarkan utangnya, atau mengusir rasa laparnya.
Saya berjalan dengan saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya lebih baik dari i’tikaf di masjid Nabawi satu bulan.
Siapa yang menahan marah, maka Allah tutup aibnya, siapa yang mengendalikan murkanya padahal mampu melampiaskannya, maka Allah memenuhi hatinya harapan pada hari Kiamat,
siapa yang berjalan dengan saudaranya memenuhi kebutuhannya sampai terpenuhi, maka Allah kokohkan kakinya di suatu hari kaki tergelincir (di hari Kiamat).
Sesungguhnya akhlak yang buruk merusak amal sebagaimana cuka merusak madu.” (HR At-Tabrani).[ind]
Sumber: https://t.me/robbanimediatama