RAMADAN dan keimanan dijelaskan oleh Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., M.E.I. yang menukil Surat Al Baqarah ayat 183 berikut ini.
Allah Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah 183).
Pada bulan Ramadan, ayat di atas dan rangkaian ayat tentang ibadah Ramadan, nampaknya akan paling sering dan paling banyak didengar dan dibaca oleh umat Islam.
Walaupun banyak didengar dan dibaca, namun tidak akan pernah membosankan dan selalu memberi makna baru.
Beberapa makna atau nilai utama di bulan Ramadan yang harus digarisbawahi dan dikokohkan adalah, keimanan, puasa Ramadan, Al-Qur’an, do’a, dzikir, i’tikaf dan ketaqwaan.
Demikianlah mu’jizat Al-Qur’an, keajaibannya tidak terputus.
Ramadan merupakan bulan kesembilan dalam penanggalan hijriyah, sebelumnya bulan Sya’ban dan sesudahnya bulan Syawwal.
Secara bahasa, berarti sangat panas, karena ketika datang bulan Ramadan, cuacanya sangat panas. Dan puasa juga panas membuat kering kerongkongan.
Walaupun betapa beratnya puasa yang terjadi pada musim panas, dengan ayat di atas, Allah Ta’ala menyeru orang beriman untuk berpuasa dengan 3 pendekatan.
Pendekatan keimanan; sejarah puasa; dan pendekatan tujuan atau visi puasa.
Baca Juga: Tips Tetap Sehat hingga Akhir Ramadan
Ramadan dan Keimanan
Pendekatan tersebut menyebabkan orang yang beriman yang berpuasa, meresponnya dengan baik, semangat dan perkataan yang indah ‘sami’na wa athoa’na’.
Orang-orang beriman, merekalah orang yang paling berbahagia dan bersukacita pada bulan ini. Merekalah yang dipanggil langsung oleh Allah.
Panggilan dari Sang Kekasih kepada hamba-Nya yang dikasihi. Panggilan yang indah, lembut, menyentuh, menyenangkan, membahagiakan, menggetarkan, menggerakkan dan memberi pengharapan.
Panggilan yang menyebabkan ibadah Ramadan menjadi ringan, mudah dan indah. Panggilan kecintaan untuk lebih mengangkat mereka lagi ke derajat muttaqiin.
Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, bulan yang akan memberikan banyak kebaikan untuk orang-orang beriman.
Bulan yang akan mengangkat derajat manusia menuju puncak kemuliaannya. Menaikkan kelas manusia menuju manusia yang bertakwa, manusia yang tidak tunduk pada tarikan syahwat jahat dan hawa nafsu keji.
”Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan mengharapkan pahala Allah, maka akan diampuni dosa-dosa yang pernah dilakukan.” (HR. Bukhori dan, Muslim).
Keberkahan Ramadan ditandai dengan diwajibkannya puasa dengan segala keutamaannya dan diturunkannya Al-Qur’an sebagai pedoman bagi manusia.
Di antara keutamaan puasa dan Al-Qur’an, keduanya nanti di hari Qiyamat akan membela sahabatnya:
الصيامُ والقرآنُ يَشْفَعانِ للعبدِ، يقولُ الصيامُ : أَيْ رَبِّ ! إني مَنَعْتُهُ الطعامَ والشهواتِ بالنهارِ، فشَفِّعْنِي فيه، ويقولُ القرآنُ : مَنَعْتُهُ النومَ بالليلِ، فشَفِّعْنِي فيه ؛ فيَشْفَعَان
Puasa dan Al-Qur’an akan menolong hamba, berkata Puasa, “Wahai Rabb saya melarangnya makan dan syahwat di siang hari, maka berilah aku syafaat untuknya.
Dan berkata Al-Qur’an, “Aku melarangnya tidur di malam hari maka berilah aku syafaat untuknya, maka keduanya memberi syafaat (HR Ahmad, At-Tabrani, Al-Hakim dll)
Puasa merupakan satu-satunya ibadah untuk Allah dan hanya Allah yang membalasnya,
عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّه كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ له، إلَّا الصِّيَامَ؛ فإنَّه لي، وأَنَا أجْزِي به، والصِّيَامُ جُنَّةٌ، وإذَا كانَ يَوْمُ صَوْمِ أحَدِكُمْ فلا يَرْفُثْ ولَا يَصْخَبْ، فإنْ سَابَّهُ أحَدٌ أوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ. والذي
نَفْسُ مُحَمَّدٍ بيَدِهِ، لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِن رِيحِ المِسْكِ. لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إذَا أفْطَرَ فَرِحَ، وإذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بصَوْمِهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ` bersabda, Allah berfirman; “Seluruh amal manusia adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Akulah yang langsung akan membalasnya.
Puasa itu adalah perisai. Maka jika seorang dari kalian tengah berpuasa, janganlah ia berkata-kata kotor dan berlaku tidak terpuji.
Dan jika ada seorang yang mencela atau mengajaknya bertengkar, maka hendaklah ia berkata kepada orang itu,
‘Sesungguhnya saya tengah berpuasa’.
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan Nya, sungguh bau mulut orang yang tengah berpuasa adalah lebih baik di sisi Allah daripada bau minyak kesturi.
Bagi seorang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang akan didapatkannya; kegembiraan tatkala berbuka puasa dan kegembiraan ketika berjumpa Allah dengan amalan puasanya.” (HR. Bukhari).
Baca Juga: Kisah ini Tunjukkan Besarnya Keutamaan Bulan Ramadan
Pengaruh ibadah Ramadan ini, akan terus mengiringi dan menyertai orang-orang beriman pada sebelas bulan berikutnya.
Maka, keimanan itu akan mendorong dan memotivasi shohibul iman (para pemilik keimanan) untuk terus beribadah, beramal, berdakwah dan berjihad.
Kemudian memberi manfaat sebesar-besarnya kepada umat manusia sesuai dengan tingkatan orang beriman dan sesuai dengan asupan ruhiyah imaniyah yang dicapai di bulan Ramadan.
Mereka ibarat pohon yang baik, seperti pohon buah yang dilempari batu oleh sang pelempar, tetapi pohon itu melempari buahnya bagi manusia.
Allah Ta’ala berfirman:
أَلَمۡ تَرَ كَیۡفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلࣰا كَلِمَةࣰ طَیِّبَةࣰ كَشَجَرَةࣲ طَیِّبَةٍ أَصۡلُهَا ثَابِتࣱ وَفَرۡعُهَا فِی ٱلسَّمَاۤءِ . تُؤۡتِیۤ أُكُلَهَا كُلَّ حِینِۭ بِإِذۡنِ رَبِّهَاۗ وَیَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ یَتَذَكَّرُونَ
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (QS Ibrahim 24-25).
Berkata Imam Hasan al-Bashri: “Keimanan bukanlah angan-angan tetapi keyakinan yang kokoh dalam hati dan dibuktikan oleh amal”.
Keimanan adalah energi yang sangat kuat yang dimiliki manusia. Semakin kuat keimanan seseorang, maka semakin kuat pula energinya, energi untuk melakukan perubahan besar.
Kita menyaksikan bahwa segala produktivitas kebaikan dilahirkan oleh orang-orang beriman, sesuai dengan kekuatan keimanan tersebut.
Pada masa Rasulullah saw dan para sahabat kekuatan keimanan mengantarkan kemenangan di dalam perang Badar dan Futuh Mekkah yang terjadi di bulan Ramadan.
Oleh karena itu, momentum Ramadan tahun ini harus dioptimalkan untuk menguatkan keimanan dan ketaqwaan dengan berbagai paket ibadah Ramadan.
Baca Juga: 3 Waktu Utama Berdoa di Bulan Ramadan
Dengan demikian, janji Allah berupa kemenangan memang layak bagi mereka, orang beriman yang sejati, janji itu disebutkan dalam surat An-Nuur 55:
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيۡـٔٗاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai bagi mereka,
dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.
Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”.
Wallahu ‘alam bishawab.[ind]