KEFASIHAN berbicara bisa menyihir pendengar. Ada sebuah hadis yang menjelaskan tentang hal tersebut. Di kalangan ulama, ada yang mengungkapkan bahwa hadis ini termasuk pujian, ada juga yang menganggap sebagai celaan.
Baca Juga: Lulusan TK Jakarta Islamic School Hafal Al-Qur’an dan Fasih Berbahasa Inggris
Kefasihan Berbicara Bisa Menyihir Pendengar
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu, ia berkata:
أنَّهُ قَدِمَ رَجُلَانِ مِنَ المَشْرِقِ فَخَطَبَا، فَعَجِبَ النَّاسُ لِبَيَانِهِمَا، فَقالَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: إنَّ مِنَ البَيَانِ لَسِحْرًا، أوْ: إنَّ بَعْضَ البَيَانِ لَسِحْرٌ
“Ada dua orang dari negeri timur datang kemudian berkhutbah. Kemudian orang-orang pun takjub dengan khutbah mereka karena kefasihan tutur kata mereka.
Maka Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam bersabda: sesungguhnya sebagian kefasihan berbahasa bisa menyihir.” (HR. Al Bukhari no.5767).
Al bayan dalam hadits ini artinya: fashohah; kefasihan berbahasa. Sehingga makna hadits ini adalah bahwa kefasihan berbahasa bisa menyihir pendengar.
Ulama berbeda pendapat apakah hadits ini pujian atau celaan:
Sebagian ulama mengatakan hadits ini adalah pujian, ini pendapat jumhur ulama.
Orang yang menyampaikan kebenaran akan lebih diterima lagi jika bisa menyampaikannya dengan bahasa yang fasih.
Sebagian ulama mengatakan hadits ini adalah celaan, ini pendapat para ulama muhaqqiq, yaitu hendaknya jangan sampai terpengaruh oleh fasihnya bahasa, terkadang kefasihan berbahasa digunakan untuk menyamarkan kebatilan sehingga nampak seperti kebenaran.
Ini pendapat yang kuat, karena dalam hadits ini sudah ada huruf مِنَ (min) yang menunjukkan tab’idh (sebagian).
Dalam lafadz yang lain jelas-jelas menggunakan kata بَعْضَ (sebagian). Sehingga menunjukkan tidak semua kefasihan berbahasa itu tercela. Ada juga yang terpuji. Sehingga pendapat kedua ini lebih mencakup semua makna.
Wallahu a’lam. [Cms]
@fawaid_kangaswad