Banyak orang mengaku beriman kepada Allah namun ia tidak mau terikat dengan hukum-hukum yang telah Allah tetapkan. Ini adalah sikap yang kontradiktif dari sifat orang yang bertakwa.
Sebagai contoh, seorang wanita yang menyebut dirinya sebagai muslimah, namun saat ditawarkan hukum Allah tentang kewajiban berjilbab ia justru mengatakan bahwa tidak ada yang bisa mengatur tubuhnya selain dirinya sendiri. Sehingga untuk berhijabpun ia enggan.
Contoh lain, saat Idul Fitri kita banyak menyaksikan umat Islam bergembira menyambutnya. Namun, di antara mereka ada yang mengaku dirinya sebagai muslim itu justru meninggalkan puasa Ramadan.
Baca Juga: Tidak Semua Orang Berpuasa Mendapatkan Kenaikan Takwa
Dua Karunia Berharga Bagi Orang yang Bertakwa
Maka benar apa yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa umat Islam saat ini seperti buih di aliran air. Jumlah mereka banyak namun tidak berbobot yaitu jiwanya tidak dipenuhi dengan kepatuhan pada hukum-hukum Allah.
Orang bertakwa adalah orang yang menggunakan hatinya untuk percaya kepada Allah ((iman) dan anggota tubuhnya untukk mengamalkann hukum-hukum atau aturan-aturan Allah. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan.
Padahal, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang telah memenuhi kedua syarat takwa ini. Ada balasan yang akan Allah berikan kepada mereka yaitu sebagai mana yang tercantum dalam surah Al-Anfal ayat 29:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan menghapus kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Pertama, Allah akan memberikan Furqaan yaitu kemampuan pada orang-orang yang bertakwa untuk membedakan kebenaran dan kebatilan. Di dunia yang semakin samar nilai-nilai kebenaran ini tentunya kemampuan ini sangat dibutuhkan.
Orang yang bertakwa adalah orang yang haus ilmu. Ia akan menilai segala hal yang ada dihadapannya berdasarkan ilmu. Tentunya ilmu yang ia dapatkan selalu diukur kebenarannya berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah serta didampingi pemahaman dari ulama yang otoritatif. Dengan begitu kebenaran yang diyakininya adalah kebenaran yang hakiki.
Furqaan inilah yang akan menjauhkan diri kita dari sesat pikiran tentang Islam dan Iman. Hukum-hukum Allah akan tampak jelas dengan Furqaan yang Allah beri kepada orang-orang yang bertaqwa.
Kedua, Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan orang yang bertakwa. Baik besar ataupun kecil. Maksudnya adalah Allah akan menjaga hamba-Nya dari melakukan perbuatan dosa besar dan akan menghapus dosa-dosa kecil yang pernah ia lakukan dengan ampunan-Nya.
Yang demikian Allah lakukan karena Ia memiliki karunia yang besar. Allah mampu memberikan apapun kepada hamba-Nya bertakwa ini. Furqaan dan ampunan Allah ini adalah modal penting bagi kita untuk meraih surga. Keduanya adalah karunia yang amat mahal dan tentunya perlu perjuangan untuk mendapatkannya.
Pada ayat di atas Allah menyebut dengan kalimat “karunia yang besar”, artinya ada karunia yang lebih kecil dari karunia Allah yaitu karunia yang dimiliki oleh makhluk-makhluk-Nya baik berupa harta, pakaian, tempat tinggal, makanan dan lain sebagainya.
Karunia-karunia kecil yang dimiliki oleh makhluk-Nya itu pada dasarnya kembali kepada Allah, dan merupakan pemberian dari Allah.
Dengan demikian apa yang kita dapatkan di dunia ini hanyalah hadiah dari Allah yang tidak ada apa-apanya. Maka untuk alasan apalagi kita sombong dan tidak mau bertakwa? [Ln]