ChanelMuslim.com – Sahabat, siapa yang tidak mau meraih kemenangan Ramadan? Bulan suci yang mulia tempat Allah Subhanahu wa taala akan memberikan pahala berlipat-lipat ganda dan ampunan.
Ustaz Dr. Ahmad Kusyairi Suhail, M.A. menjelaskan bahwa kemenangan bagi orang yang beriman adalah sebuah keniscayaan yang Allah sudah janjikan bagi umat beriman sebagaimana yang Allah sampaikan:
(وَكَانَ حَقًّا عَلَیۡنَا نَصۡرُ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ)
Firman Allah: “Bahwa merupakan hak kami untuk menolong orang-orang beriman.” (Ar Rum: 47)
Kemenangan-kemenangan umat beriman begitu banyak menghiasi lembaran-lembaran Al-Qur’an, karena janji Allah sangat jelas bahwa:
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ یَنصُرۡكُمۡ وَیُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ)
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7)
Cara menjemput kemenangan dari Allah Ta’ala adalah memantaskan diri kita sebagai orang beriman untuk meraih kemenangan Ramadan dengan cara menghiasi akhlak-akhlak kemenangan.
(نتحلى بأخلاق النصر)
Syarat-syarat menjemput kemenangan dari Allah pada bulan suci Ramadan yang terangkum (Al Anfal 45-47)
أخلاق النصر مضمونة في قول الله تعالى :
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا لَقِیتُمۡ فِئَةࣰ فَٱثۡبُتُوا۟ وَٱذۡكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِیرࣰا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ)
(وَأَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَـٰزَعُوا۟ فَتَفۡشَلُوا۟ وَتَذۡهَبَ رِیحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِینَ)
(وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِینَ خَرَجُوا۟ مِن دِیَـٰرِهِم بَطَرࣰا وَرِئَاۤءَ ٱلنَّاسِ وَیَصُدُّونَ عَن سَبِیلِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ بِمَا یَعۡمَلُونَ مُحِیطࣱ)
[سورة الأنفال 45-47]
Dalam surah Al Anfal ayat 45 tersebut bahwa syarat dan kunci pertama untuk menjemput kemenangan pada bulan Ramadan adalah sebagai berikut.
Baca Juga: Kisah yang akan Membuat Kita Lebih Bersyukur Dipertemukan kembali dengan Ramadan
6 Kunci Meraih Kemenangan Ramadan
1. Tegar/Kokoh/Ketetapan Hati
(الثبات)
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا لَقِیتُمۡ فِئَةࣰ *فَٱثۡبُتُوا۟* )
[سورة الأنفال 45]
Bahwa orang beriman, diombang-ambing dengan gangguan duniawi apa pun, tidak akan pernah goyah dan terombang-ambing.
2. Di antara syarat menjemput kemenangan pada bulan Ramadan adalah banyak mengingat Allah Ta’ala
(كثرة ذكر الله)
*وَٱذۡكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِیرࣰا* لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
[سورة الأنفال 45]
Menyibukkan selama sebulan penuh di dalam bulan suci Ramadan dengan beragam amal sholeh lainnya untuk senantiasa banyak mengingat Allah Ta’ala.
Dengan membaca dan mentadabburi Al-Qur’an, senantiasa dzikrullah di dalam segala aktivitasnya, qiyamullail, tarawih, menambah amal-amal sunnah lainnya.
Taqwiyatul Iman mengundang hadirnya kemenangan dari Allah Ta’ala.
3. Di antara syarat meraih kemenangan di bulan Ramadan adalah menaati Allah dan Rasul-Nya
(طاعة الله ورسوله)
(وَأَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَه)
“Taatilah Allah dan Rasul-Nya”.
[سورة الأنفال 46]
Dalam menjalankan puasa di bulan Ramadan adalah bentuk ketaatan yang benar-benar telah dibuktikan oleh orang beriman.
Ketika orang-orang beriman diredaksikan secara khusus oleh Allah, mereka langsung mengerjakannya “sami’na wa atho’na”.
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ)
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa…”
[سورة البقرة 183]
Berbeda dengan syariat-syariat Allah yang lain yang masih banyak orang beriman mencari pembenaran pembenaran dari apa yang Allah perintahkan, seperti kewajiban melaksanakan qishosh.
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلۡقِصَاصُ فِی ٱلۡقَتۡلَىۖ ٱلۡحُرُّ بِٱلۡحُرِّ وَٱلۡعَبۡدُ بِٱلۡعَبۡدِ وَٱلۡأُنثَىٰ بِٱلۡأُنثَىٰۚ فَمَنۡ عُفِیَ لَهُۥ مِنۡ أَخِیهِ شَیۡءࣱ فَٱتِّبَاعُۢ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَأَدَاۤءٌ إِلَیۡهِ بِإِحۡسَـٰنࣲۗ ذَ ٰلِكَ تَخۡفِیفࣱ مِّن رَّبِّكُمۡ وَرَحۡمَةࣱۗ فَمَنِ ٱعۡتَدَىٰ بَعۡدَ ذَ ٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِیمࣱ)
[سورة البقرة 178]
Apakah respon untuk menjalankan syariat qishosh sama seperti mendapatkan perintah puasa?
Seruan dalam menjalankan perintah Allah pada ayat ini tidak seresponsif perintah puasa. Sungguh sangat berbeda responnya, masih banyak yang beralasan untuk tidak melaksanakannya.
4. Di antara syarat menjemput kemenangan di bulan Ramadan adalah menghindari perselisihan dengan mengelola emosional
(عدم التنازع)
(وَلَا تَنَـٰزَعُوا۟ فَتَفۡشَلُوا۟ وَتَذۡهَبَ رِیحُكُمۡۖ )
“Dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang”.
[سورة الأنفال 46]
Bahwa pada ayat ini Allah melarang orang beriman untuk tidak jatuh tenggelam dalam tanazu’ (perselisihan dan pertengkaran), karena tanazu’ akan membuat kekuatan orang beriman menjadi lemah dan gagal sehingga mudah dikalahkan oleh musuh musuh umat beriman.
Dan begitu Ramadan datang, kesempatan bagi kita untuk memanajemen emosional kita agar tidak tersibukkan dengan perselisihan dan pertikaian.
5. Di antara syarat meraih kemenangan di bulan Ramadan adalah Bersabar (الصبر)
(وَٱصۡبِرُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِینَ)
[سورة الأنفال 46]
Orang-orang yang bersabar akan mendapatkan predikat ma’iyyatullah (kebersamaan dengan Allah)
Arti kata bersabar tidak seperti opini masyarakat Indonesia yang kita dengar:
“Sabar itu ada batasnya”
“Ini sudah melebihi batas kesabaran saya” Dan contoh-contoh ungkapan lainnya.
Akan tetapi, ungkapan tersebut perlu diluruskan bahwa “Sabar itu tidak ada batasnya, sebagaimana pahala sabar juga tidak terbatas”.
(إِنَّمَا یُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَیۡرِ حِسَابࣲ)
[سورة الزمر 10]
Amal ibadah seorang mukmin itu kembali pada dirinya dan amalan bisa dihitung dan tidak bisa ditimbang, kecuali Puasa dan Sabar.
Allah Ta’ala berfirman dlm hadits qudsinya:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَام، فَإنَّهُ لِي وَأنَا أجْزِي بِهِ
“Semua amal perbuatan anak Adam -yakni manusia- itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya.”
Baca Juga:
Ulama mengklasifikasikan sabar menjadi 3 macam:
1. Bersabar dalam ketaatan kepada Allah.
الصبر في طاعة الله
2. Bersabar dalam menjauhi kemaksiatan pada Allah
الصبر في معصية الله
3. Bersabar atas ketentuan dan takdir Allah
الصبر في قضاء الله
6. Di antara syarat meraih kemenangan di bulan Ramadhan adalah Menjaga keikhlasan ( الإخلاص)
(وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِینَ خَرَجُوا۟ مِن دِیَـٰرِهِم بَطَرࣰا وَرِئَاۤءَ ٱلنَّاسِ وَیَصُدُّونَ عَن سَبِیلِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ بِمَا یَعۡمَلُونَ مُحِیطࣱ)
[سورة الأنفال 47]
Satu syarat untuk mengundang hadirnya kemenangan dari Allah adalah ikhlas, mengundang ridho Allah, tidak melakukan pencitraan, juga tidak angkuh dan sombong.
Puasa adalah amalan yang sangat kecil potensi terjadinya riya’.
Ketika memasuki Madrasah Ramadan, kita melatih pribadi kita dengan baik untuk bersabar dan menjaga keikhlasan.
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَإذَا كَانَ يَومُ صَوْمِ أحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ فإنْ سَابَّهُ أحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إنِّي صَائِمٌ.
“Puasa adalah sebagai perisai -dari kemaksiatan serta dari neraka-. Maka dari itu, apabila pada hari seseorang di antara engkau semua itu berpuasa, janganlah ia bercakap-cakap yang kotor dan jangan pula bertengkar.
Apabila ia dimaki-maki oleh seorang atau dilawan dengan bermusuhan, maka hendaklah ia berkata: “Sesungguhnya saya adalah -sedang- berpuasa.”
Baca Juga: 5 Persiapan Terbaik Keluarga Muslim Sambut Ramadan
Prestasi Kemenangan-kemenangan umat Islam (futuhaat dan intishorot) yang telah tercatat tinta emas di lembaran-lembaran sejarah yang Allah anugerahkan kepada umat Islam terjadi di bulan suci Ramadan:
1. Pada 17 Ramadan 2 H bertepatan pada 13 Maret 623 M
(Kaum muslimin mengalami kemenangan perang Badar)
2. Pada 10 Ramadan 8 H bertepatan pada 1 Januari 630 M
(Kemenangan Fathu Makkah)
3. Pada 26 Ramadan 9 H bertepatan pada 5 Januari 631 M
(Kemenangan umat beriman perang Tabuk tanpa kontak senjata)
4. Pada 28 Ramadan 92 H bertepatan pada 18 Juli 711 M
(Kita mengenal seorang pahlawan muslim Thariq Bin Ziyad menghancurkan Islam berhasil masuk ke Eropa Timur)
5. Pada 17 Ramadan 218 H
(Ungkapan populer dari seorang wanita muslimah yang diganggu kehormatannya dan berteriak:
“وامعتصماه
Dan ketika itu khalifah Al Mu’tashim billah merespon dan mengirimkan pasukan tentaranya dan mengalahkan pasukan Byzantium Perang amuriyah dalam dinasti Abbasiyah)
6. Allah anugerahkan kenikmatan kemerdekaan pada negara Indonesia terjadi pada bulan suci Ramadan pada tgl 17 Agustus 1945 M yang bertepatan pada 9 Ramadan 1634 H
Semoga Allah Ta’ala pertemukan kita dengan bulan suci Ramadan dan bisa bertemu dengan malam lailatul qadr sehingga ketika Ramadan berlalu, dosa-dosa kita sudah diampuni oleh Allah Ta’ala.[ind/UswatunHasanah]