BAGAIMANA cara menjelaskan perceraian kepada anak usia balita atau sekolah dasar? Ustazah Dr. Nur Hamidah, Lc., M.A. menjelaskan hal ini sebagai berikut.
Cerai atau mempertahankan pernikahan adalah pilihan masing-masing yang pastinya akan dimintai pertanggungjawaban.
Sebab akibat atau pemicu perceraian pastilah ada, tinggal bagaimana masing-masing suami atau istri memperbaiki kekurangan dan kesalahannya.
Karena menikah berarti menyatukan dua karakter yang berbeda, bersabar atas kekurangan dan bersyukur atas kelebihan.
Akibat perceraian, maka akan ada status mantan suami dan istri. Akan tetapi, sampai kapan pun, tidak ada mantan anak. Anak tidak boleh dipisahkan dari kedua orangtuanya.
Dikutip dari Syariah Consulting Center, ada hak anak untuk dinafkahi oleh ayahnya dan ada hak anak dididik oleh ibunya, walaupun bapak dan ibunya sudah berpisah karena perceraian. (Qs 2: 232-233, Qs 65: 6-7)
Jadi jika masih balita, suami istri tetap harus menjelaskan kepada anak tersebut tentang siapa mama dan papanya serta kakek nenek dari kedua belah pihak.
Hanya saja, jika tetap memilih perceraian, suami istri hendaknya cukup membatasi soal aurat mantan suami dan istri tanpa perlu menjelaskan secara detail kepada anak tersebut.
Baca Juga: Menjelaskan Masalah Perceraian kepada Anak, Lakukan Bersama Pasangan (Bag.2)
Menjelaskan Perceraian kepada Balita
Sementara itu, dilansir dari Psychology Today, menjelaskan kepada anak tentang perceraian akan menghindari masalah jangka panjang akibat masa kecil anak yang tidak stabil.
Ada beberapa hal yang perlu diatur ketika menjelaskan perceraian kepada anak yang masih kecil, di antaranya sebagai berikut.
1. Rencanakan waktu khusus untuk berbicara dengan anak
Tetapkan waktu untuk khusus untuk berbicara kepada anak tentang perceraian.
Sebaiknya, pilih akhir pekan, dan jangan pada hari libur sekolah anak, karena pada hari libur tersebut, anak berekspektasi untuk bersenang-senang.
Juga jangan pada saat anak hendak berangkat sekolah atau menjelang tidur malamnya, karena dapat mengganggu aktivitas sekolahnya dan kualitas tidurnya.
2. Bicarakan secara langsung kepada anak bersama dengan pasangan
Mungkin ini termasuk hal yang sulit, namun sebaiknya anak-anak mengetahui langsung masalah perceraian ini dengan kedua orangtua, bukan dari saudara atau orang lain.
Jika memiliki anak dengan berbeda-beda usia yang cukup jauh, rencanakan perbincangan tentang hal-hal mendasar dari perceraian kalian.
Di lain waktu, bicarakan secara terpisah dengan anak-anak sesuai dengan usia mereka masing-masing.
3. Hindari saling menyalahkan saat berbicara dengan anak
Saling menyalahkan atau mengatakan “ini salah siapa” membuat anak terjebak di tengah-tengah masalah kalian. Walaupun mungkin masing-masing dari kalian ingin mengungkapkan kebenarannya.
Dalam pembicaraan ini, persoalan kebenaran tidak lebih penting daripada memberikan dukungan serta kepastian jangka panjang yang dibutuhkan anak-anak.
Sebisa mungkin menggunakan kata “kami” saat menjelaskan keputusan perceraian kalian, seperti, “Kami tidak bahagia bersama”, atau “Kami ingin pertengkaran kami berhenti”,
atau “Kami telah mencoba menyelesaikan perbedaan kami, tapi kami belum berhasil”.
4. Beri tahu anak mengapa perceraian terjadi
Meskipun kamu dan pasangan tidak ingin menjelaskan alasan detail terjadinya perceraian, namun anak-anak pasti akan menanyakannya, terutama anak yang usianya lebih besar.
Maka bersiaplah kalian memberikan penjelasan umum tanpa saling menyalahkan, seperti,
“Kami berharap ini tidak pernah terjadi tapi kami tampaknya tidak dapat memperbaiki hubungan kami”, atau “Kami saling menyukai dan ingin berteman saja, karena kami tidak saling mencintai lagi.”
5. Beri tahu anak tentang situasi yang akan berubah dan yang akan tetap sama
Hal yang paling penting diketahui oleh anak adalah bagaimana perceraian akan memengaruhi kehidupan mereka.
Mereka mungkin ingin tahu, di mana mereka akan tinggal, dengan siapa dan bagaimana kehidupan mereka akan berubah.
Suami istri dapat membantu anak-anak untuk bersiap menghadapi perubahan tersebut dengan bersikap jujur.
Jika kamu dan pasangan sudah memutuskan pembagian waktu bersama anak-anak, beri tahu mereka jadwalnya.
Yakinkan mereka tentang hal-hal yang tetap sama, seperti sekolah, teman, dan lainnya. Pastikan beritahu mereka bahwa cinta kalian kepada mereka tidak akan berubah.
Semoga tips ini dapat membantu mengomunikasikan mengenai perceraian kepada anak, meskipun tidak ada yang menginginkan perceraian terjadi di dalam rumah tangga.[ind]