ANAK yang terlalu kompetitif bisa sangat merepotkan. Dia akan berusaha dengan cara apa pun untuk menang. Jika dia mengalami kekalahan dia akan menangis, merajuk dan terkadang marah-marah sambil merusak barang yang ada di dekatnya.
Bayangkan jika anak kita terlalu semangat untuk menjadi nomer satu, menjadi yang tercantik, terpintar dan terjago. Namun tidak siap menerima kekalahan. Selalu marah dan kesal jika ada orang yang memiliki kemampuan di atasnya.
Baca Juga: Tips Stimulasi untuk Tumbuh Kembang Anak
Anak yang Terlalu Kompetitif
Pada saat anak-anak masih balita, mungkin terlihat lucu melihat anak yang selalu ingin menjadi nomer satu. Mungkin akan menjadi pemandangan lucu saat ada anak yang berhasil mendominasi permainan atau ada saat ada anak yang cemberut dan tidak mau bermain jika temannya tidak menuruti keingannya.
Menjadi kompetitif adalah hal yang terbaik, tapi jika itu mendorong diri sendiri untuk selalu menjadi terbaik atau bahkan mungkin malah menjurus ke karakter mau menang sendiri, kondisi ini malah akan membawa anak pada keterpurukan.
1. Mereka cenderung bersikap kritis terhadap diri mereka sendiri. Selalu merasa tidak puas pada kemampuan diri sendiri.
2. Anak yang sering membual tentang diri mereka sendiri pada setiap kesempatan yang mereka dapatkan.
3. Kecurangan untuk menang sepertinya bukan hal yang buruk bagi mereka.
4. Anak tidak menghargai rekan atau pesaing.
5. Anak kelelahan dalam usahanya menjadi yang terbaik.
6. Mereka mengamuk, berbicara balik, atau merajuk ketika tidak menang.
7. Sebagai orang tua, kita berusaha menciptakan kondisi yang tepat bagi anak-anak kita untuk berhasil dalam lingkungan yang kompetitif.
Hal ini dapat menjadi jalan menuju kesuksesan dan kebahagiaan pada masa depan anak-anak. yang perlu ditekankan bukan untuk menjadi yang terbaik tapi untuk selalu menjadi lebih baik setiap harinya.
8. Tidak sulit menemukan anak yang sangat kompetitif. Ada beberapa ciri anak yang terlalu kompetitif:
Momen kemenangan memiliki efek jangka panjang pada anak-anak dan meninggalkan pengalaman positif bagi mereka untuk diingat di masa depan.
Namun, tidak semua anak berjiwa kompetitif. Beberapa anak malah berkecil hati karena kompetisi dan itu mengurangi motivasi untuk menang.
Karena itu penting untuk memahami apa yang membuat anak menjadi kompetitif, bagaimana mendorong persaingan sehat, dan bagaimana melatih anak agar tidak menjadi hiper-kompetitif. [Maya/Cms]