ADA banyak tindakan parenting yang dilakukan dengan tidak berkesadaran. Misalnya menegur anak dengan kritik keras dan kemarahan. Tujuan orangtua pasti baik, yaitu untuk memperbaiki kondisi anak.
Namun orangtua harus paham bahwa anak-anak selalu menginternalisasi kritik yang diberikan oleh orangtua, serta memasukkannya ke dalam hati. Bahkan bisa berubah menjadi luka batin yang bertahan cukup lama dalam dirinya.
Baca Juga: 4 Trend Berkeluarga pada Generasi Milenial, Banyak Menerima Tips Parenting
Lakukan Tindakan ‘Parenting Berkesadaran’
Selain itu, rasa malu yang muncul sebagai hasil sampingan yang tak terelakkan dari kritik, bisa berdampak merusak tujuan awal orangtua ketika menegur dan mengkritik anak. Ketika Anda menegur anak dengan kemarahan, dia menjadi sangat sibuk dengan perasaan Anda terhadapnya.
Dia berhenti memikirkan kesalahan awalnya dan mulai fokus pada perasaannya tentang reaksi Anda, terhadap dirinya.
Maka hendaknya orangtua selalu melakukan tindakan “parenting berkesadaran” atau mindful parenting.
Yang dimaksud mindful parenting adalah pola asuh berkesadaran, di mana orangtua sadar bahwa mereka bukan semata “orang tua biologis” yang hanya mengutamakan pertumbuhan fisik anak.
Tetapi mereka juga “orangtua psikologis” dan “orangtua ideologis” yang mengerti bahwa value, perasaan dan tingkah laku anak harus mendapat perhatian.
Di antara dimensi penting dalam mindful parenting adalah mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak menghakimi, sabar, adil dan bijaksana, serta welas asih dan penuh kasih sayang.
Dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “eling” atau sadar. Orangtua diharapkan selalu eling dalam setiap pengasuhannya pada anak-anak.
Studi menunjukkan, penerapan mindful parenting terbukti dapat mengurangi stres anak, dan meningkatkan kepuasan dalam pengasuhan.
Selain itu, juga terbukti berpengaruh terhadap penurunan agresi anak, peningkatan perilaku prososial anak, menumbuhkan dan mempertahankan kontak afektif yang paling dasar, meningkatkan kualitas komunikasi verbal dan nonverbal antara orang tua dan anak.
Bahkan terbukti secara efektif mampu membantu upaya pengasuhan para orangtua dari anak autis dan ADHD (Iyan Sofyan, 2018).
Allahu’alam Bishowab
Pemateri: Ustadz Cahyadi Takariawan
[Ln]