• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 18 September, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Parenting

Kenapa Disiplin Identik dengan Kekerasan

Maret 12, 2025
in Parenting, Unggulan
Krisis Keteladanan Jadi Penyebab Perundungan

(ilustrasi: pixabay)

98
SHARES
751
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

KENAPA banyak orang mempersepsikan bahwa disiplin itu identik dengan kekerasan? Iya karena persepsi itu sudah tersimpan dalam pikiran bawah sadar kita.

Motivator keluarga dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto Wibowo mengatakan bahwa persepsi tersebut kita simpan karena pengalaman kita dulu sewaktu kecil.

Banyak dari kita dulu sewaktu kecil mendapatkan perilaku kekerasan dari orang tua kita baik kekerasan secara psikis.

Baca Juga: 4 Tipe Pola Asuh Orang Tua yang Menentukan Karakter Anak

Kenapa Disiplin Identik dengan Kekerasan

Perilaku kekerasan seperti bentakan, sindiran, dimarahi, dibandingkan, dicela/dicemooh, direndahkan atau kekerasan fisik dengan alasan agar kita disiplin.

Karena pengalaman kita itu dulu, lalu kita menyimpulkan bahwa disiplin itu pasti dengan kekerasan. Tanpa kita sadari, kita pun menerapkan model kekerasan dalam mendidik anak kita.

Lalu, nanti anak-anak kita juga akan menerapkan model kekerasan kepada cucu-cucu kita.

Karena parenting yang anak kita lakukan itu adalah warisan dari diri kita sebagai orang tua dan kita mewarisi itu semua dari orang tua kita dulu.

Ayah Bunda, kita perlu membedakan antara disiplin dengan kekerasan. Disiplin tidak sama dengan kekerasan.

Disiplin itu menguatkan mental yang awalnya malas menjadi rajin, yang awalnya tidak mandiri menjadi mandiri, yang awalnya terbiasa dengan perilaku yang buruk menjadi terbiasa dengan perilaku yang baik.

Sedangkan kekerasan itu lebih mengarah ke menyakiti, bisa menyakiti secara fisik atau menyakiti secara psikis.

Disiplin itu intinya adalah bagaimana anak mampu mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang baik.

Baca Juga: Inspirasi Komunitas Rumah Pintar Aisha Bangun Rasa Empati Sosial di Masyarakat

Lalu bagaimana mendisiplinkan anak tanpa kekerasan?

Pertama adalah keteladanan

Misalnya saat sholat. Jika kita ingin anak kita sholat tepat waktu maka orang tua harus memberi teladan sholat tepat waktu.

Saat mengajak anak sholat, Bunda harus siap dengan memakai mukena, lalu datangi anak “Nak, sholat yuk, Bunda sudah siap”.

Atau Ayah sudah siap dengan sarung dan kopyah lalu mengajak anak laki-lakinya pergi ke masjid. Anak akan melihat keledanan orang tuanya.

Anak akan bergegas menyiapkan diri untuk sholat saat melihat keteladanan orang tuanya.

Beda ketika bunda menyuruh anak sholat tapi bunda malah asyik menonton tv atau asyik dengan gadget-nya atau ayah menyuruh anaknya sholat di masjid sedangkan ayahnya sendiri masih asyik makan.

Wajar dong kalau anak tidak segera sholat, wajar dong kalau anak suka menunda-nunda sholat. Lah Ayah Bundanya yang memberi teladan untuk menunda sholat.

Lalu, karena anaknya juga belum bergegas sholat, ayah bundanya marah-marah. Orang tua menganggap anak membangkang perintah orang tua.

Jadi untuk mendisiplinkan anak itu butuh keteladanan dari kedua orang tuanya.

Kedua, buatlah kesepakatan, reward dan hukuman atau konsekuensi jika anak melanggar.

Orang tua dan anak bersama-sama membuat kesepakatan bersama. Jangan membuat kesepakatan sepihak karena kesepakatan sepihak akan dilakukan anak dengan setengah hati.

Namun, jika anak juga menyepakati, ia akan lebih ringan menjalankan kesepakatan.

Misalnya dalam kesepakatan itu, anak memiliki kewajiban belajar, hafalan, membersihkan kamar tidur, menyiram tanaman, berapa lama bermain gadget, ikut les, aktivitas ibadah seperti sholat, mengaji dll.

Untuk memberikan reward dan punishment, ayah bunda perlu membuat daftar (ceklist) aktivitas harian. Setiap anak melakukan kewajibannya maka dicentang.

Lalu beri reward, misalnya 1 centang dengan 100 rupiah atau 500 rupiah, disesuaikan dengan kondisi ekonomi orang tua.

Setiap seminggu sekali atau sebulan sekali orang tua harus memberikan reward kepada anak.

Selain reward, orang tua juga harus memberikan hukuman atau konsekuensi jika anak tidak melakukan.

Misalnya jika anak tidak belajar, uangnya dikurangi 1000, atau anak melanggar batas waktu bermain gadget, anak harus mendapatkan hukuman.

Jika memang anak melanggar aturan, orang tua harus menerapkan hukumannya. Hukumannya usahakan bukan hukuman fisik.

Selanjutnya, orang tua perlu melakukan evaluasi.

Orang tua perlu melakukan evaluasi apakah isi dari kesepakatan itu perlu ditambah dengan aktivitas yang baru atau ada aktivitas yang harus dihilangkan karena anak sudah mulai terbiasa.

Jadi untuk membuat anak lebih disiplin, pertama: keteladanan, kedua: kesepakatan, ketiga: reward dan punishment dan keempat adalah evaluasi. Semoga bermanfaat.[ind]

Tags: disiplinKenapa Disiplin Identik dengan Kekerasan
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Manfaat Istighfar Menurut Hadis

Next Post

Peradaban Akhirat

Next Post
Peradaban Akhirat

Peradaban Akhirat

Bersandar kepada Allah

Bila Pekerjaanmu Berat, Mintalah Allah untuk Melapangkan Dadamu

Hukum Menjual Produk Kecantikan

Hukum Menjual Produk Kecantikan

  • Bun, Yuk Kenali Gangguan Pencernaan pada 1.000 Hari Pertama Bayi

    124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7384 shares
    Share 2954 Tweet 1846
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3012 shares
    Share 1205 Tweet 753
  • Wanda Hamidah Akhirnya Berlayar Bersama Global Sumud Flotilla

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1372 shares
    Share 549 Tweet 343
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    4923 shares
    Share 1969 Tweet 1231
  • Ini Empat Jenis Pisang yang Bisa Dijadikan Bahan Nugget Kekinian

    2581 shares
    Share 1032 Tweet 645
  • Nilai TKA Resmi jadi Syarat Baru dalam SNPMB 2026

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Surat At-Takwir Ayat 1-14, Manusia Kelak akan Mengetahui Apa yang Dikerjakannya Selama di Dunia

    787 shares
    Share 315 Tweet 197
  • Mengenal Teknik Paraphrasing dalam Konseling

    1085 shares
    Share 434 Tweet 271
  • Simak Syarat Program Magang Nasional untuk Fresh Graduate

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga